Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pemerintah-DPR Akan Bahas Istilah Pembantai Pekerja Proyek Papua

Sampai saat ini, belum bisa dipastikan jumlah korban pembunuhan pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua itu.

5 Desember 2018 | 12.21 WIB

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani menyampaikan sikap pemerintah terkait insiden pembunuhan pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua. Konferensi pers dilakukan di Gedung Bina Graha, Jakarta, 5 Desember 2018. Biro Humas KSP
Perbesar
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani menyampaikan sikap pemerintah terkait insiden pembunuhan pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua. Konferensi pers dilakukan di Gedung Bina Graha, Jakarta, 5 Desember 2018. Biro Humas KSP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan belum menemukan istilah yang tepat bagi kelompok yang membantai pekerja proyek di Nduga, Papua. "Istilah membawa implikasi siapa berbuat apa. Itu belum bisa kami putuskan," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Moeldoko mengatakan insiden yang terjadi terhadap pekerja PT Istaka Karya merupakan peristiwa besar yang terjadi di kawasan hutan. Pelakunya pun dilengkapi dengan senjata. Moeldoko menilai, kondisi itu harus memperhatikan batas kemampuan polisi. "Jangan nanti dipaksa menuju istilah KKB (kelompok kriminal bersenjata), ini persoalan seperti ini tidak selesai," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Moeldoko, jika pelakunya hanya melakukan tindak kriminal, maka aparat kepolisian yang harus menangani. Tetapi, jika disebut gerakan bersenjata, hanya TNI yang bisa menangani karena sesuai aturannya.

Moeldoko menuturkan pemberian istilah itu perlu didiskusikan antara pemerintah dan DPR. Dalam waktu dekat akan ada sebuah respons secara politik. "Keputusan politik ya mungkin perlu dibicarakan dengan DPR untuk menentukan istilah."

Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Infanteri Dax Sianturi sebelumnya menduga kuat dalam pembunuhan 31 pekerja PT Istaka Karya di Nduga, Papua, adalah kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya.

Sampai saat ini, Dax Sianturi belum bisa memastikan berapa korban akibat penembakan oleh kelompok bersenjata itu. Sebab, pasukan gabungan TNI-Polri belum tiba di lokasi yang diduga menjadi lokasi pembunuhan. "Jadi belum bisa kami pastikan sebelum mendapat bukti otentik," kata Dax.

Penembakan dilakukan oleh kelompok bersenjata terhadap para pekerja proyek PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018, sekitar pukul 15.30. Penembakan terjadi di Kali Yigi dan Kali Aura Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

 

 

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus