Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Puisi Sukmawati Sukarnoputeri berjudul 'Ibu Indonesia' dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 di Jakarta memunculkan sikap berbeda anggota keluarga Presiden RI pertama, Soekarno. Keluarga Soekarno menyampaikan pendapat berbeda-beda tentang puisi Sukma tentang syariat Islam, cadar, dan suara azan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berikut pendapat mereka:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Guntur Soekarnoputra:
- puisi Sukma bukan pandangan dan sikap keluarga besar Soekarno tentang ajaran Islam.
- Soekarno dan Fatmawati mengajarkan Islam kepada anak-anaknya
- Puisi tidak mewakili sikap keimanan Sukma sebagai seorang muslimah
- ingin Sukma segera meluruskannya.
Puti Soekarno:
Sependapat dengan ayahnya.
Guruh Soekarnoputra:
- Tidak bermaksud menyinggung SARA atau semacamnya
- Puisi Sukma lantaran perbedaan persepsi
Puan Maharani:
- Tanyakan langsung ke Bu Sukmawati
- Puisi itu tidak ada hubungan dengan Puan
Puisi Sukma berjudul Ibu Indonesia viral di media sosial sejak kemarin. Banyak pihak menyebut Sukmawati tak sepatutnya membandingkan cadar dan konde serta suara azan dan kidung atau nyanyian. Berikut adalah puisi Sukmawati Soekarnoputri yang menyulut banyak komentar itu:
Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | AHMAD FAIZ | PRIBADI WICAKSONO