Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bojonegoro - Banjir merendam permukiman penduduk di Desa Ledokwetan Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegro, Jawa Timur, akibat luapan air Sungai Bengawan Solo, Selasa, 13 Maret 2018. Sebanyak 113 penduduk terpaksa mengungsi ke ke Gedung Serbaguna milik pemerintah kabupaten.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo mengatakan, penduduk mengungsi sejak Selasa pagi. Luapan Bengawan Solo bukan hanya merendam pekarangan tetapi sudah masuk ke rumah. Ketinggian air di dalam rumah rata-rata sudah mencapai 50 sentimeter. "Sebagian warga Desa Ledokwetan dan Kelurahan Ledokkulon, memilih tetap bertahan di rumahnya," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk membantu pengungsi, pemerintah telah mengirim tim kesehatan dan menyediakan dapur umum. "Pengungsi hanya ada di Gedung Serbaguna," ujar Andik. Ia memperkirakan banjir akan segera surut karena ketinggian air Bengawan Solo juga susut.
Data dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota turun menjadi 28,37 meter pukul 21.00 WIB.
Sedangkan ketinggian air di Taman Bengawan Solo (TBS) mencapai 14,66 meter (siaga II-kuning), pukul 23.00 WIB. Pada hilirnya Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, semuanya di Lamongan, masing-masing 8,5 meter (siaga III-merah), 5,51 meter (siaga III-merah), dan 4,57 meter (siaga II-kuning), serta 2,22 meter (siaga II-kuning).
Andik menambahkan, banjir di Bojonegoro bagian barat surut namun wilayah timur tetap harus waspada. "Kami belum menerima laporan data banjir luapan Bengawan Solo di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, sebab ketinggian air tertinggi diperkirakan terjadi Rabu (14/3)," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini