Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Peringati Hari Jadi ke-25, AJI Surabaya Gandeng Lembaga Pers Mahasiswa Sebagai Mitra Strategis

AJI Surabaya merayakan hari jadinya yang ke-25, menggandeng Pers Mahasiswa Surabaya.

1 Oktober 2023 | 11.45 WIB

Kegiatan pasca acara perayaan hari jadi AJI Surabaya yang diadakan di Perpustakaan C2O Surabaya, pada Sabtu, pada 30 September 2023. Reno Eza Mahendra/TEMPO
Perbesar
Kegiatan pasca acara perayaan hari jadi AJI Surabaya yang diadakan di Perpustakaan C2O Surabaya, pada Sabtu, pada 30 September 2023. Reno Eza Mahendra/TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen atau AJI Surabaya merayakan hari jadinya yang ke-25 pada 30 September 2023. Pada perayaan hari jadi yang dilaksanakan di Perpustakaan C2O, Surabaya tersebut, AJI Surabaya menggandeng beberapa pihak seperti PPMI DK Surabaya dan berbagai Lembaga Pers Mahasiswa di Surabaya untuk turut memeriahkan acara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada sesi awal pelaksanaan acara, terdapat sesi diskusi yang menghadirkan Yolanda Agne selaku Pemimpin Redaksi LPM Lintas IAIN Ambon, Dimas Kuswantoro Sekretaris Jenderal PPMI DK Surabaya, dan Eben Haezer selaku Ketua AJI Surabaya. Secara garis besar, diskusi tersebut membahas mengenai peran signifikan keterlibatan Lembaga Pers Mahasiswa dalam pembentukan AJI Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sesi pertama diskusi dibuka dengan pemaparan Dimas Kuswantoro selaku Sekjen PPMI DK Surabaya yang membahas tentang sejarah terbentuknya pers mahasiswa. Lebih lanjut, keberadaan Lembaga Pers Mahasiswa di Indonesia dimulai pada 1920-an bersamaan dengan munculnya gejolak pemuda yang berupaya untuk meraih kemerdekaan, tetapi pada saat itu Persma menunjukan eksistensinya melalui koran.

Selanjutnya, pada masa Pemerintahan Orde Lama, Persma di Indonesia masih menjadi salah satu elemen yang memiliki andil dalam mengkritik kebijakan Soekarno. Pada masa Pemerintahan Orde Baru, Persma memiliki peran yang signifikan dalam menunjang keberlangsungan gerakan mahasiswa karena tidak jarang, Persma menyediakan ruang diskusi aktif gerakan bawah tanah.

Setelah pemaparan sejarah Persma Indonesia, sesi diskusi kemudian dilanjutkan pada pemaparan Eben Haezer selaku Ketua AJI Surabaya. Dalam pemaparannya tersebut, Eben menyebut Persma, utamanya di Surabaya memiliki peran yang signifikan dalam menjadi inisiator berdirinya AJI Surabaya.

Selain itu, dalam pemaparannya tersebut, Eben menyebut alasannya menggandeng kawan-kawan Persma Surabaya sebagai mitra karena Ketua AJI Surabaya tersebut melihat bahwa kedepannya AJI Surabaya akan diisi oleh teman-teman yang berasal dari Persma. Lebih lanjut, Eben juga menyebut bahwa dengan mengundang teman-teman Persma, hal tersebut juga berarti merayakan masa depan.

“Saya ingin menanamkan suatu pemahaman terhadap AJI Surabaya yang berusia 25 tahun, bahwa sudah waktunya kita memikirkan masa depan dan regenerasi AJI, karena AJI Surabaya nantinya ya akan diisi oleh kawan-kawan Persma,“ ujar Eben.

Pada sesi berikutnya, Rifki Iqbal selaku perwakilan PPMI DK Surabaya sekaligus moderator acara tersebut memberikan pertanyaan pemantik mengenai makna organisasi AJI bagi Dimas dan Yolanda selaku perwakilan LPM. Yolanda yang merupakan perwakilan dari LPM Lintas IAIN Ambon tersebut menyebut bahwa AJI menjadi organisasi pertama yang membantu Persma ketika menghadapi ancaman intimidatif.

Berikutnya, Dimas menyebut bahwa AJI menjadi rumah kedua bagi dirinya, karena memiliki peran yang signifikan dalam membantunya merintis LPM.

“AJI ini telah menjadi rumah kedua bagi saya, yang pertama PPMI, karena perannya dalam membantu saya ketika masih merintis membangun LPM,” ujar Dimas yang juga merupakan perwakilan dari LPM Berdikari Universitas Terbuka Surabaya.

Acara diskusi pun juga sempat diwarnai dengan cerita mengenai awal mula cikal-bakal AJI Surabaya oleh Kukuh Wibowo yang juga merupakan jurnalis Majalah Tempo. Dalam ceritanya tersebut, Kukuh menjelaskan bahwa AJI Surabaya terbentuk dari komunitas jurnalis bernama “Surabaya Press Club” yang diinisiasi oleh teman-teman Universitas Airlangga, IAIN Sunan Ampel, Universitas Negeri Jember, dan wartawan yang memiliki idealisme dalam jurnalistik.

“Jadi kawan-kawan Persma memiliki peran yang penting dalam terbentuknya AJI Surabaya. Pasalnya, AJI Surabaya dulunya terbentuk dari komunitas jurnalistik bernama ‘Surabaya Press Club’, yang isinya ya teman-teman dari Unair, IAIN, sama Unnej,” ujar Kukuh.

Terakhir, Yolanda dan Dimas selaku perwakilan dari pers mahasiswa  juga turut menyampaikan harapannya terhadap AJI Surabaya. Dalam harapannya tersebut, mereka menyampaikan harapan yang berbeda.

“Harapan ke depannya, Persma dan AJI semakin solid dan teman Persma bisa terlebih dahulu membangun jaringan dengan AJI karena AJI menjadi garda terdepan dalam mendukung kegiatan Persma,” ujar Yolanda.

“Perlu kolaborasi lebih lanjut dalam merawat nilai-nilai perjuangan idealisme, karena kedua pihak saling membutuhkan,” ujar Dimas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus