INILAH kabar menggembirakan dari Richmond, Virginia. Dua dari lima delegasi Indonesia ke Olimpiade Fisika Internasional XXIV, Oki Gunawan dan Jemmy Widjaja, keduanya 17 tahun, masing-masing berhasil meraih medali perunggu dan sertifikat honorary mention dalam kompetisi bergengsi itu. ''Saya merasa senang karena Olimpiade Fisika ini setingkat pascasarjana,'' kata Oki sepulang dari Richmond, pekan lalu. Lulusan SMAN 78 Jakarta ini adalah juara Olimpiade Fisika se-Jawa dan Bali, 1992. Medali perunggu yang diraih Oki dan dilengkapi Jemmy, lulusan SMAK I Jakarta, dengan sertifikat honorary mention merupakan kebanggaan tersendiri bagi kita. Soalnya, baru kali ini Indonesia ikut Olimpiade Fisika Internasional, dan berhasil memboyong medali perunggu. Medali emas dan perak perorangan diraih peserta dari Jerman dan Rusia. Untuk peringkat negara, Indonesia menempati urutan ke-16 dari 41 negara yang ikut lomba Olimpiade Fisika Internasional 1993. Urutan pertama diduduki Rusia. Tapi, tim kita, kata Yohanes Surya, koordinator delegasi Indonesia, mengungguli negara- negara dari Asia Tenggara. Keunggulan tim Indonesia, kata Yohanes, adalah pada lomba teori tentang berkas elektron. ''Kami mendapatkan nilai tertinggi dari 200 peserta yang ada,'' katanya. ''Tapi, kita jatuh pada ujian listrik atmosfer dan gaya laser pada benda.'' Tentang lomba eksperimen perorangan yang menghasilkan medali perunggu, menurut Yohanes, medali didapat Oki setelah mengumpulkan angka 28 (74%) 12 angka di bawah juara pertama. Peraih medali perunggu, seperti juga medali emas dan perak, bukan satu orang. Sesuai dengan ketentuan, peserta yang mendapatkan nilai di atas 90% dari nilai tertinggi (40) semua mendapat medali emas, mereka yang mencapai 75-89% dapat perak, lalu yang memperoleh 60-74% dapat perunggu. Adapun yang menerima sertifikat honorary mention adalah mereka mengumpulkan nilai 50-59%. Tim Indonesia, menurut Yohanes, yang kini tengah menyelesaikan program doktor fisika pada College of William & Mary, sebenarnya sudah berjuang secara optimal. Ia bersama temannya, Agus Ananda, jauh-jauh hari sudah mengontak semua SMA di Indonesia agar mengirimkan wakil untuk mengikuti seleksi awal, lalu mencarikan sponsor, dan juga menyediakan program latihan. Tapi, hanya 90 siswa kelas 3 yang mengikuti tes tingkat awal di Universitas Indonesia, yang kemudian meloloskan lima nama untuk dikirim ke Virgina. Mereka, selain Oki dan Jemmy, adalah Yanto Suryono (SMAK I Jakarta), Endi Dewata (SMAN 2 Kediri), dan Nikodemus Barli (SMAN 5 Surabaya). Lima siswa terpilih ini diberangkatkan ke Virginia, 14 Mei lalu, kemudian digembleng Yohanes dan Agus dengan serius selama dua bulan. Mereka diberi pelajaran teori dan eksperimen. Hasilnya: satu medali perunggu dan satu sertifikat honorary mention. ''Mudah-mudahan pada Olimpiade Fisika berikutnya lebih baik dari prestasi sekarang,'' ujar Yohanes. Agus Basri dan Bambang Harymurti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini