Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pesan

2 pengikut utama Hasan Tiro, Ir. Asnawi Ali dan Amir Ishak BA, serta beberapa rekan mereka menyerah kepada pihak berwajib di Aceh. Mereka juga menghimbau rekan yang di gunung supaya turun menyerah. (nas)

11 November 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIR September lalu 2 pengikut utama gerakan Hasan Tiro di Aceh menyerah. Gambar mereka pernah disiarkan dalam 25 ribu lembaran seruan Panglima Kodam I Iskandar Muda. Mereka adalah ir Asnawi Ali yang disebut sebagai "Menteri PUTL" dan Amir Ishak, B.A., "Menteri Perhubungan " Bersama mereka juga menyerah kepada yang berwajib di Banda Aceh Husin Abdullah, Abdullah Syeh, Abu Rahman dan Ganto Yusuf. Sedangkan "Menteri Keuangan" Muhammad Usman ditangkap di Medan, ketika hendak mengirim bahan logistik dan obat-obatan. (TEMPO, 7 Oktober 1978). Menurut pengakuan Asnawi dan Amir Ishak, mereka menyadari kebodohan mereka, "meski kami sarjana." Selama dalam hutan, selain menderita mereka juga sempat makan daun-daunan karena ketiadaan makanan. Pada 23 Oktober lalu Amir datang ke Luengputu di kabupaten Aceh Pidie. Dia minta maaf kepada penduduk setempat. "Akibat perbuatan kami selama ini keamanan dan ketenteraman penduduk di Aceh Pidie ini khususnya jadi terganggu, terutama tak bisa cari makan, tidak aman mencari kayu ke dalam hutan atau pun menembala ternak," katanya. "Apa yang kami lakukan bersama Hasan Tiro adalah petualangan". Menyadari hal itu, kata Amir lagi, dia bersama ir Asnawi Ali dan beberapa temannya yang lain turun dari gunung dan menyerahkan diri pada berwajib di Bukit Lhok Leumani di kecamatan Batee. Dia meninggalkan Medan dan masuk gerombolan Hasan Tiro bersama Asnawi dan kawan-kawan sejak 29 Mei 1977. Amir yang kelihatan segar itu juga mengunjungi keluarga dr Zaini, temannya yang kini tak diketahui di mana berada. Menurut pengakuan Amir Ishak pada istri dr Zaini 9 tokoh yang gambarnya terpampang di pamflet Kodam I itu tidak kumpul, dan berada di tempat persembunyian yang terpencar-pencar akibat tekanan dari operasi ABRI selama ini. "Mereka hanya tinggal beberapa orang lagi, selain mengembara, hubungan mereka sudah lama saling terputus," kata sumber TEMPO di Sigli. Bersama Anak Bini Bekas 3 "Menteri" tadi, kini menghimbau teman-temannya yang masih berada di gunung atau gle untuk menyerah. Mereka menyebut ajakan itu sebagai "Pesan Kepada Teman-teman Yang Masih Berada di Gunung" atau Peusan Keu Rakan-rakan Nyangna Mantong Di Gle, ditulis tangan dalam aksara Latin dalam bahasa Aceh. Bunyi pesan yang mereka tanda tangani itu nadanya puitis. Misalnya Asnawi yang mengajak: "Turun saudaraku, turunlah. Kampung-kampung ini, pasar-pasar di sini dan kota-kota yang ada di Indonesia, masih tetap menerima anda dengan baik, kenapa mesti anda menyusahkan diri dalam gunung? Turun, hai saudara, turunlah ! " Amir Ishak selain menyebutkan rekan-rekannya yang lebih dahulu menyerah ternyata diterima di tengah masyarakat dengan lapang dada, juga "dibimbing menurut pantasnya sebagai manusia yang beradab." Harapan Pemerintah kata Amir Ishak dalam tulisannya itu, agar semua yang masih bersembunyi dalam hutan, segera kembali ke masyarakat dan dapat hidup lagi sebagai mana lazimnya selama ini bersama anak bini tercinta. Sedang Muhammad Usman juga menambahkan bahwa, "keselamatan anda dijamin." Karena itu: "jangan sangsi, hari ini juga segeralah turun, agar kita bangun daerah ini yang sudah begitu tertinggal di belakang." Menurut sumber TEMPO selebaran yang dicetak offset di kertas kwarto itu dan sudah disebarkan berjumlah sekitar 10 ribu. Selebaran itu selain memuat foto mereka, juga gambar Amir Ishak bersama isteri dan ketiga anak dr Zaini. Amir mengatakan, dia berkunjung ke sana setelah belum lama turun dari tempat persembunyiannya di gunung. Banyak orang-orang tua di Aceh menyambut kembalinya mereka engan mata berlinang karena gembira. Kata seorang tua: "Alhamdulillah. Mereka akhirnya menemukan kembali jalan yang terbaik."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus