Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Dari David Ke Akbar

Kongres KNPI berhasil menyusun personalia DPP yang baru: Akbar Tanjung terpilih sebagai ketua umum & Krisantono sebagai sekjen yang baru. Keputusan kongres yang lain, KNPI akan dikembangkan sampai ke desa. (nas)

11 November 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUSUNAN Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KNPI akhirnya diumumkan Sabtu malam pada penutupan Kongres KNPI dengan jumlah personalia 60 orang. Akbar Tanjung, terpilih sebagai ketua umum menggantikan David Napitupulu yang bulan lalu dipilih sebagai salah satu wakil ketua Golkar. Krisantono menjadi sekretaris jenderal menggantikan Hatta Mustafa, yang bersama sebagian besar DPP lama kemudian diangkat menjadi anggota dewan penasehat. Sejak terbentuknya 5 tahun lalu, KNPI dianggap masih belum berhasil menjadikan dirinya "Komite Nasional" sebagaimana cita pembentukannya. Cukup banyak organisasi pemuda terutama mahasiswa yang terus menentangnya. Rupanya ini dianggap KNPI -- seperti disebutkan dalam pertanggungan jawab DPP lama -- sebagai "tantangan-tantangan yang cukup dahsyat, kadangkala sangat mengancam eksistensi KNPI sendiri." Hingga: "belum banyak hal-hal yang telah kami perbuat apabila dibandingkan dengan ruang lingkup besarnya tugas yang seharusnya kami lakukan." Agaknya keberatan utama pada KNPI adalah kelahirannya yang "dari atas" hingga bahkan dalam Kongres masih ada organisasi pemuda/mahasiswa yang menyatakan KNPI tidak bisa mengatasnamakan semua pemuda Indonesia dan menyebut kongres itu sebagai Kongres Pemuda Indonesia. Bagaimanapun, eksistensi KNPI yang tercantum juga dalam GBHN --tidak bisa dikutik-kutik lagi. "KNPI merupakan wadah komunikasi dan bukan federasi ormas pemuda," kata Menmud Urusan Pemuda Gafur pekan lalu pada TEMPO. Tentang ormas pemuda yang tetap tidak mau masuk ke dalam "rumah" KNPI, ia mengambil perumpamaan: "Kalau datang hujan dan mereka tidak mau berteduh, ya kehujananlah." Bahwa jarak yang renggang antara KNPI dengan banyak ormas pemuda terutama disebabkan oleh kurangnya komunikasi, rupanya disadari dalam kongres ini. Salah satu keputusan kongres adalah tekad untuk membina dan meningkatkan komunikasi yang harmonis dengan kelompok-kelompok generasi muda. Merasa Dirugikan Pemandangan umum dalam kongres itu juga mengungkapkan keberatan lain. Seperti dikatakan Anwar Nuris dari GP Ansor "agar kepengurusan KNPI di pusat sampai daerah tidak dimonopoli satu golongan." Para wakil ormas yang hadir dalam kongres itu rupanya juga keberatan pada status mereka yang hanya sebagai peninjau, sekalipun mereka adalah pendukung Deklarasi Pemuda 23 Juli 1973 yang kemudian mendorong lahirnya KNPI. Tidak heran, adanya ketidakpuasan itu menyebabkan proses pembentukan DPP baru cukup hangat. Formatir yang terdiri dari 3 orang, David Napitupulu (DPP lama), Nugraha Besus (DPD Ja-Bar) dan Syarifuddin Harahap (Dewan Pembina Pusat) samasekali tidak pernah berembug dengan para wakil ormas dalam menyusun komposisi DPP baru. "Kami merasa dirugikan," kata seorang pimpinan ormas. Cara ini dianggapnya bertentangan dengan janji Menmud Gafur bahwa dalam KNPI akan tetap terjamin tumbuhnya ormas pemuda dan mahasiswa. Dalam komposisi DPP baru beberapa nama yang mewakili ormas memang muncul. Ada juga beberapa muka baru, seperti Theo Sambuaga, tokoh GMNI, bekas tahanan Peristiwa 15 Januari. Juga Sjarief Tando, pengusaha muda anggota HIPMI. "Tapi mereka bukan calon kami yang utama," kata seorang tokoh ormas. Salah satu keputusan kongres yang menarik adalah akan dikembangkannya organisasi KNPI sampai ke desa. Agaknya ini salah satu cara menuju dibentuknya "brigade pembangunan" oleh para pemuda seperti disarankan Tim Penasehat Presiden mengenai P4 pada Kongres.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus