SUSUNAN Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KNPI akhirnya diumumkan Sabtu
malam pada penutupan Kongres KNPI dengan jumlah personalia 60
orang. Akbar Tanjung, terpilih sebagai ketua umum menggantikan
David Napitupulu yang bulan lalu dipilih sebagai salah satu
wakil ketua Golkar. Krisantono menjadi sekretaris jenderal
menggantikan Hatta Mustafa, yang bersama sebagian besar DPP lama
kemudian diangkat menjadi anggota dewan penasehat.
Sejak terbentuknya 5 tahun lalu, KNPI dianggap masih belum
berhasil menjadikan dirinya "Komite Nasional" sebagaimana cita
pembentukannya. Cukup banyak organisasi pemuda terutama
mahasiswa yang terus menentangnya. Rupanya ini dianggap KNPI --
seperti disebutkan dalam pertanggungan jawab DPP lama -- sebagai
"tantangan-tantangan yang cukup dahsyat, kadangkala sangat
mengancam eksistensi KNPI sendiri." Hingga: "belum banyak
hal-hal yang telah kami perbuat apabila dibandingkan dengan
ruang lingkup besarnya tugas yang seharusnya kami lakukan."
Agaknya keberatan utama pada KNPI adalah kelahirannya yang "dari
atas" hingga bahkan dalam Kongres masih ada organisasi
pemuda/mahasiswa yang menyatakan KNPI tidak bisa mengatasnamakan
semua pemuda Indonesia dan menyebut kongres itu sebagai Kongres
Pemuda Indonesia.
Bagaimanapun, eksistensi KNPI yang tercantum juga dalam GBHN
--tidak bisa dikutik-kutik lagi. "KNPI merupakan wadah
komunikasi dan bukan federasi ormas pemuda," kata Menmud Urusan
Pemuda Gafur pekan lalu pada TEMPO. Tentang ormas pemuda yang
tetap tidak mau masuk ke dalam "rumah" KNPI, ia mengambil
perumpamaan: "Kalau datang hujan dan mereka tidak mau berteduh,
ya kehujananlah."
Bahwa jarak yang renggang antara KNPI dengan banyak ormas pemuda
terutama disebabkan oleh kurangnya komunikasi, rupanya disadari
dalam kongres ini. Salah satu keputusan kongres adalah tekad
untuk membina dan meningkatkan komunikasi yang harmonis dengan
kelompok-kelompok generasi muda.
Merasa Dirugikan
Pemandangan umum dalam kongres itu juga mengungkapkan keberatan
lain. Seperti dikatakan Anwar Nuris dari GP Ansor "agar
kepengurusan KNPI di pusat sampai daerah tidak dimonopoli satu
golongan." Para wakil ormas yang hadir dalam kongres itu rupanya
juga keberatan pada status mereka yang hanya sebagai peninjau,
sekalipun mereka adalah pendukung Deklarasi Pemuda 23 Juli 1973
yang kemudian mendorong lahirnya KNPI.
Tidak heran, adanya ketidakpuasan itu menyebabkan proses
pembentukan DPP baru cukup hangat. Formatir yang terdiri dari 3
orang, David Napitupulu (DPP lama), Nugraha Besus (DPD Ja-Bar)
dan Syarifuddin Harahap (Dewan Pembina Pusat) samasekali tidak
pernah berembug dengan para wakil ormas dalam menyusun komposisi
DPP baru. "Kami merasa dirugikan," kata seorang pimpinan ormas.
Cara ini dianggapnya bertentangan dengan janji Menmud Gafur
bahwa dalam KNPI akan tetap terjamin tumbuhnya ormas pemuda dan
mahasiswa. Dalam komposisi DPP baru beberapa nama yang mewakili
ormas memang muncul. Ada juga beberapa muka baru, seperti Theo
Sambuaga, tokoh GMNI, bekas tahanan Peristiwa 15 Januari. Juga
Sjarief Tando, pengusaha muda anggota HIPMI. "Tapi mereka bukan
calon kami yang utama," kata seorang tokoh ormas.
Salah satu keputusan kongres yang menarik adalah akan
dikembangkannya organisasi KNPI sampai ke desa. Agaknya ini
salah satu cara menuju dibentuknya "brigade pembangunan" oleh
para pemuda seperti disarankan Tim Penasehat Presiden mengenai
P4 pada Kongres.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini