Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MIMPI untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dimulai pada 1972. Kalau sebatas ide, sebenarnya sudah ada sejak 1950-an, meski baru muncul di seminar. Pada 1970-an, cita-cita itu semakin nyata dengan dibentuknya Komisi Persiapan Pembangunan PLTN oleh Badan Tenaga Atom Nasional--kini menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Berdasarkan studi kelayakan, ada 14 tempat yang bisa dibangun PLTN. Semenanjung Muria dianggap paling ideal.
Menurut Kepala Batan Hudi Hastowo, pembangkit listrik dilirik dengan alasan diversifikasi sumber energi. “Agar kita tak selalu bergantung pada minyak,” kata dia. Rencana ini tak mulus karena Indonesia masih kaya minyak dan harga di pasaran juga masih relatif murah. Pekerjaan di Muria ini baru dimulai kembali pada 1985 dengan melakukan evaluasi ulang dan pembaharuan studi dengan bantuan Badan Energi Atom Internasional.
Pada Agustus 1991, sebuah perjanjian kerja tentang studi kelayakan ditandatangani Indonesia dan perusahaan konsultan energi listrik asal Jepang, Newjec Inc. Tiga tahun berselang, tiga calon tapak sudah diidentifikasi di Muria, dan calon terbaik adalah tapak PLTN Ujung Lemah abang. Secara keseluruhan, studinya selesai pada Mei 1996.
Soal PLTN ini kembali dibicarakan pada masa Presiden Abdurrahman Wahid. Saat itu Abdurrahman mengundang Badan Energi Atom Internasional untuk kembali melakukan studi di Indonesia. Hasilnya, kata Hastowo, Badan Energi Atom mengatakan, PLTN bisa dioperasikan di Indonesia pada 2017. Menurut Kepala Batan sebelumnya, Soedyartomo Soentono, tender pembangunan pembangkit dimulai pada 2008 dan tahap konstruksi pada 2011. Hasil kajian disampaikan pada Agustus 2003, tapi pemerintah belum mengambil keputusan sampai sekarang.
Abdul Manan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo