ADA pendapat kemajuan suatu daerah bisa didongkrak melalui lembaga pendidikan yang bernama politeknik. Sesuai dengan konsepnya, politeknik diselenggarakan untuk menghasilkan tenaga terampil yang berkemampuan di atas lulusan SLTA tanpa mempedulikan gelar kesarjanaan. Nah, atas dasar itu didirikanlah politeknik di Dili, Timor Timur. "Kalau kita mau memacu pertumbuhan perekonomian dan industri di wilayah itu tentunya harus ada lembaga pendidikan yang mampu menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan," kata Asisten Menteri Negar Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Sumber Daya Manusia Prof. Dr. H.A.R. Tilaar. M.sc. Politeknik di provinsi termuda ini akan mulai menyelenggarakan pendidikannya awal tahun depan. Tapi karena gairah pemuda lulusan SMTA setempat tak bisa dibendung, pendaftaran mahasiswa sudah dilaksanakan dan jumlah yang diterima sesuai dengan daya tampung 120 orang. Mereka dibagi ke dalam tiga jurusan -- mekanik, sipil, dan elektro -- dan untuk sementara jenjangnya sampai program D2. Yang diprioritaskan adalah lulusan dua STM di situ, yakni STM Fatumaka di Baucau dan STM Dili. Mereka diseleksi berdasarkan SB dan nilai rapornya. Sedangkan lulusan SMA diseleksi melalui NEM masing-masing. Kendati sudah diterima, mahasiswa ini diberi penjelasan, kuliah dimulai kalau peralatan sudah tiba atau menunggu sampai tahun depan sesuai dengan ancang-ancang semula. Sebab, sampai saat ini peralatan pendukung yang sangat vital untuk sebuah politeknik itu belum tiba. Bahkan siap direkturnya juga belum ditentukan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen P & K. Sedangkan para asisten pengajarnya, yang terdiri dari lulusan STM Fatumaka (15 orang) dan lulusan SMTA lainnya (25 orang), akhir tahun ini diharapkan sudah lulus dari pendidikan mereka di Politeknik Bandung. Gedung politeknik itu terletak di Hera, sekitar 14 kilometer di sisi timur Dili. Selain ruang kuliah, bengkel kerja, dan kantin, di situ ada pula kolam renang dan asrama mahasiswa terdiri dari 108 kamar. Untuk para dosen disediakan perumahan, 36 rumah tipe 70 dan dua buah rumah tipe 125. Luas total bangunannya 7.460 m2, berada di atas tanah 20 hektare pemberian pemda. Gagasan untuk mendirikannya sudah lama, datang dari Gubernur Mario Viegas Carrascalao sendiri. Pada tahun 1985-1986 diadakan perencanaan, survei, dan studi kelayakan. Pembangunan fisik dimulai akhir 1987, dan jadwal selesainya pada tahun anggaran 1989/1990 ini. Menurut Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum Kanwil P & K Timor Timur, A. Margono, biaya untuk pembangunan fisik itu mencapai Rp 8,9 milyar dan seluruhnya diambil dari dana APBN, bukan dari Bank Dunia. Diah Purnomowati (Dili)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini