Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Gerindra Sudaryono mengatakan ada birokrat di sejumlah instansi yang tidak sepaham dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk pemangkasan anggaran. Menurut Sudaryono, pihak itulah yang dimaksud presiden sebagai raja kecil melawan keputusan efisiensi anggaran di kementerian dan lembaga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Prabowo Minta NU hingga Muhammadiyah Ikut Awasi BPI Danantara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada lah semacam praduga, ada perlawanan begitu di antara beberapa orang. Apakah itu juga dari birokrat, dari beberapa pihak untuk mencoba-coba menginterpretasikan kebijakan itu (pemangkasan anggaran), " kata Sudaryono kepada awak media usai menghadiri acara puncak HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Bogor, pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Wakil Menteri Pertanian itu menyebut ketidaksepahaman itu terjadi karena mereka belum memahami betul kebijakan efisiensi yang diinstruksikan Prabowo. Padahal, kata dia, instruksi presiden mengenai pemangkasan anggaran sudah cukup jelas.
"Petunjuk pak presiden ini kan jelas. Jadi Pak Prabowo itu adalah tipe presiden atau tipe pemimpin yang apa yang diinginkan itu jelas, nah kalau enggak jelas kami jelaskan lagi," ujar Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah ini.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengatakan ada pihak yang ingin melawan saat dia memerintahkan efisiensi anggaran di hampir seluruh kementerian/lembaga. Pemangkasan anggaran itu belakangan membuat banyak kementerian/lembaga harus putar otak untuk menjalankan tugas dan program-programnya.
"Ada yang melawan saya dalam birokrasi. (Mereka) merasa sudah kebal hukum dan merasa sudah menjadi raja kecil," kata Prabowo saat memberi sambutan dalam Pembukaan Kongres XVIII Muslimat NU di Jatim Expo Surabaya, Senin 10 Februari 2025.
Prabowo tidak mendetailkan siapa sosok yang melawan dirinya. Ia hanya menuding ada wartawan hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang diperintahkan untuk menyerang dirinya. Namun ia mengaku tidak takut adanya perlawanan karena menyebut dirinya didukung ‘emak-emak'.
Prabowo menyebut efisiensi anggaran perlu dilakukan agar program pemerintah seperti makan bergizi gratis (MBG) dan perbaikan sekolah-sekolah yang rusak bisa berjalan maksimal. Prabowo mengatakan jumlah sekolah rusak saat ini sudah mencapai 330 ribu bangunan. Sementara anggaran saat ini hanya cukup untuk memperbaiki 20 ribu sekolah.
Hanaa Septia berkontribusi dalam artikel ini.