Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

PSI Yakin Ridwan Kamil Jadi Kuda Hitam di Pilkada Jakarta

PSI menilai Ridwan Kamil Bisa menjadi Kuda Hitam untuk melawan Anies Baswedan dan Ahok di Pilkada Jakarta.

26 Juli 2024 | 21.49 WIB

Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan. TEMPO
Perbesar
Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Anies Baswedan. TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia, Cheryl Tanzil, mengatakan bekas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dapat menjadi sosok kuda hitam di tengah derasnya arus persaingan calon gubernur di palagan Pilkada Jakarta 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Merujuk hasil sigi sejumlah Lembaga Survei, kata dia, nama Ridwan Kamil memang masih kerap berada di bawah dua nama potensial lain, yaitu Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tetapi, ke depan kita tidak tahu akan bagaimana. Bisa saja Kang Ridwan Kamil balik mengungguli. Bisa jadi beliau kuda hitamnya di Jakarta," ujar Cheryl melalui pesan singkat, Jumat, 27 Juli 2024.

Namun, perihal pencalonan Ridwan Kamil, diharapkan Partai Golkar dan Koalisi Indonesia Maju atau KIM dapat lebih mempertimbangkan matang pelbagai kans yang muncul. Namun, jika memang peluang Ridwan di Jakarta, tipis, Cheryl berharap Golkar dan KIM realitistis untuk menempatkan bekas Wali Kota Bandung itu di Jawa Barat.

"Karena sejauh ini yang kami lihat, elektabilitas beliau teramat tinggi di sana (Jawa Barat)," ujar dia.

Indikator Politik Indonesia merilis hasil sigi sejumlah nama bakal calon gubernur yang disinyalir akan diplot di Jakarta. Sigi tersebut merupakan hasil simulasi survei yang dilakukan secara spontan alias Top of Mind.

Peneliti utama Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan pada simulasinya, nama Anies Baswedan bertengger di posisi puncak dengan raihan skor 39,7 persen. Disusul Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di tempat kedua dengan raihan 23,8 persen.

"Sementara Ridwan Kamil di tempat ketiga dengan 13,1 persen," ujar Burhan dalam telekonferensi, Kamis, 25 Juli 2024.

Burhan melanjutkan, Anies Baswesan bakal cenderung diuntungkan apabila harus bersaing dengan dua kandidat lain, seperti Ahok dan Ridwan Kamil, meski keduanya menjadi dua nama pesaing berat bagi bekas Rektor Universitas Paramadina itu.

"Alasannya, suara Ahok dan Ridwan Kamil cenderung beririsan," ujar dia.

Beririsan yang dimaksud Burhan, ialah suara Ahok dan Ridwan Kamil cenderung berasal dari basis konstituen yang serupa. Kendati begitu, jumlah besaran basis konstituen keduanya tidak sebesar yang dimiliki Anies di Jakarta.

"Menariknya lagi, ketiga nama tidak memiliki kemampuan untuk mengambil basis pemilih apabila ada satu yang harus take out," ucap Burhan.

Burhan mengatakan, hal tersebut dapat terlihat pada perolehan skor sigi, di mana Anies Baswedan yang masih mendominasi skor, tak mampu mencatatkan skor di atas 50 persen atau lebih.

"Suara (skor) stagnan di angka 42 persen lebih," ucap Burhan.

Sementara Ahok dan Ridwan Kamil, meski memiliki basis suara yang beririsan, apabila salah satu tak jadi mencalonkan, basis suara yang berpindah tak akan signifikan masuk ke kandidat lain.

"Jika simulasinya head to head antara Anies dan Ahok, Anies masing unggul karena suara ahok stagnan di angka 42 persen meski memperoleh suntikan basis dari Ridwan Kamil," kata dia.

Andi Adam Faturahman

Berkarier di Tempo sejak 2022. Alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular, Jakarta, ini menulis laporan-laporan isu hukum, politik dan kesejahteraan rakyat. Aktif menjadi anggota Aliansi Jurnalis Independen

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus