Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Rame Menjelang Muktamar

Kubu Alwi-Saifullah terus menggelindingkan persiapan muktamar. Kelompok Muhaimin tak tinggal diam.

26 September 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RATUSAN kiai dari Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta berkumpul di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Rabu pekan lalu. Mereka berembuk dalam perhelatan yang disebut halaqoh siasyah.

Hasilnya? Mendukung Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Alwi Shihab-Saifullah Yusuf, yang bakal digelar pada Sabtu pekan ini. ”Muktamar akan berlangsung menurut rencana,” kata KH Abdurrahman Chudlori, sahibul bait rembukan. ”Apalagi sudah ada izin dari Polda Jawa Timur.”

Dukungan ini tak bisa dipandang enteng. Di sana hadir beberapa kiai sohor di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB. Antara lain KH Muhaiminan Gunardho dari Parakan, Temanggung; KH Warsoen Munawar dan KH Zainal Abidin dari Krapyak, Yogyakarta.

Tak pelak, pertemuan Tegalrejo itu kian menambah yakin kubu Alwi melawan PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar. Bahwa pada Agustus lalu gugatan mereka kalah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tak soal. ”Kami masih menunggu putusan kasasi dari Mahkamah Agung,” kata Choirul Anam, Ketua PKB Wilayah Jawa Timur pro-Alwi-Saifullah.

Muktamar yang bakal digelar di Surabaya itu adalah buntut penolakan kubu Alwi terhadap hasil Muktamar PKB di Semarang, April lalu. Anam menegaskan, muktamar Surabaya juga sudah men-jadi amanat para kiai yang diputuskan dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama pada Mei lalu. ”Karena diperintah kiai, kami semua taat,” katanya.

Sikap taat itulah yang kemud-ian diwujudkan dalam berbagai be-ntuk pertemuan. Ahad lalu, misalnya, pengurus PKB Jawa Timur versi Alwi-Saifullah melakukan konsolidasi di Pondok Pesantren Darus Sholah, Jember.

Selain oleh tujuh dewan pimpinan cabang PKB di Jawa Timur, acara juga dihadiri KH Mas Ahmad Subadar dari Pasuruan, dan KH Nadzir Muhammad—yang sebetulnya anggota Dewan Syuro PKB Muhaimin Iskandar.

Selain di Jawa Timur, gerakan merapatkan barisan juga dilakukan pengurus PKB Alwi di berbagai daerah. Choirul Anam mengklaim, saat ini sudah 280 dari 430 pengurus cabang PKB se-Indonesia yang siap datang di Muktamar PKB yang akan dilaksanakan di Asarama Haji Sukolilo, Surabaya. ”Jumlah ini akan terus bertambah,” kata mantan Ketua Ansor Jawa Timur itu.

Selain dari kiai Jawa Tengah dan Yogyakarta, kata Anam, sejumlah kiai top dari Jawa Timur seperti KH Abdullah Faqih Langitan (Tuban), KH Idris Marzuki (Lirboyo, Kediri), KH Mas Ahmad Subadar (Pasuruan), dan KH Soleh Qosim (Sepanjang, Sidoarjo), hingga kini diyakini masih mendukung PKB Alwi-Saifullah.

Persiapan di lapangan pun lumayan bagus. Untuk mengamankan muktamar, kubu Alwi telah melatih 200 banser (barisan serbaguna) di kawasan Pacet, Mojokerto. ”Kami diminta mengamankan muktamar,” kata kepala koordinator banser wilayah Jawa Timur, Hidayat, kepada Kukuh S. Wibowo dari Tempo.

Kubu Muhaimin Iskandar, sebaliknya, sama sekali tak gentar. Menurut Hanif Dhahiri, Wakil Sekretaris Jenderal PKB, pengurus PKB yang akan hadir dalam muktamar Surabaya sebagian besar pengurus gadungan. ”Banyak pengurus Ansor yang diklaim sebagai pengurus PKB,” katanya.

Hanif yakin, dari 430 pengurus cabang PKB, sebagian besar masih setia pada kepemimpinan Muhaimin Iskandar. Keyakinan senada disampaikan pejabat sementara Wakil Ketua PKB Wi-layah Jawa Timur pro-Muhaimin Iskandar, Mas`ud Adnan. Saat ini, katanya, ada 34 pengurus cabang PKB di Jawa Timur yang mendukung pihaknya. ”Mereka sudah menekan surat kesetiaan.”

Para kiai sepuh di Jawa Timur, kata Mas`ud, juga tak semuanya mendukung Alwi Shihab-Saifullah. ”Masih ada ribuan kiai yang tetap mendukung Gus Dur,” kata Mas`ud.

Sikap para kiai memang terbelah. Ada yang terang-terangan mend-ukung Alwi-Saifullah, ada yang menyokong Muhaimin Iskandar. Namun tern-yata ada pula yang memilih netral, sep-erti KH Imam Yahya Mahrus, peng-a-suh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, dan KH Chotib Umar, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Jember. ”Saya tidak mendukung Muhaimin atau Saiful,” kata Kiai Chotib.

Penggalangan dukungan dihad-api de-ngan jurus serupa oleh kubu Muhai-min. Pada saat ini PKB Muhaimin sedang mengerahkan relawan anti-muktamar. Menurut Reilis Sumitro, ko-or-dinator posko anti-muktamar, sudah 670 relawan yang siap melakukan pembersih-an dengan cara mencabuti atribut muk-ta-mar. ”Kami telah meng-ajukan izin,” kata Reilis. Mereka juga berencana memblokade pintu masuk muktamar.

Melihat kesiapan kedua kubu, ba-yang-an bentrok fisik tampaknya sudah di pelupuk mata. Untuk itu Mas`ud meminta kubu PKB Alwi-Saifullah membatalkan muktamar. Tapi permintaan itu ditolak Saifullah Yusuf. ”Hukum jalan terus, politik juga jalan terus,” ka-tanya. Rame.

Zed Abidien, Mawar Kusuma, Saiful Amin (Magelang), Sunudyantoro (Surabaya) dan Mahbub Junaidi (Lumajang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus