Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Rentetan Teror terhadap Tempo Dianggap Kegagalan Pemerintah Lindungi Kebebasan Pers

Koalisi Jurnalisme Inklusif menuntut pemerintah berkomitmen menjamin kebebasan pers.

23 Maret 2025 | 21.06 WIB

Koalisi sipil mengunjungi kantor Tempo di Palmerah, Jakarta Barat, 21 Maret 2025. Tempo/Daniel A. Fajri
Perbesar
Koalisi sipil mengunjungi kantor Tempo di Palmerah, Jakarta Barat, 21 Maret 2025. Tempo/Daniel A. Fajri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor redaksi Tempo mendapatkan dua kali teror pengiriman bangkai hewan dari orang tidak dikenal pada 19 dan 22 Maret 2025. Menyusul peristiwa itu, Koalisi Jurnalisme Inklusif menuntut pemerintah berkomitmen menjamin kebebasan pers.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Koalisi ini terdiri dari sejumlah elemen masyarakat sipil yang peduli terhadap kebebasan pers. Organisasi yang tergabung dalam Koalisi Jurnalisme Inklusif di antaranya MediaLink, Infid, Setara Institute, Yayasan Inklusif, Fatayat NU Jawa Barat, dan Asosiasi Media Siber Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peneliti Setara Institute Sayyidatul Insiyah mengatakan, bahwa kebebasan pers merupakan salah satu pilar utama demokrasi. Menurut dia, peristiwa teror yang dialami media sebagai bentuk kegagalan pemerintah dalam melindungi kebebasan pers.

"Itu pengkhianatan terhadap cita-cita bangsa yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia," katanya dalam keterangan tertulis, pada Ahad, 23 Maret 2025.

Dia mengatakan, rentetan teror yang dialami Tempo tidak hanya sebagai serangan terhadap kebebasan pers. Lebih dari itu, ujar dia, teror pengiriman bangkai hewan itu sebagai ancaman serius untuk demokrasi dan prinsip jurnalisme inklusif.

Koalisi menyayangkan respons pemerintah yang terkesan tidak serius dalam menangani kasus teror ini. Dia menyoroti sikap nirempati Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dalam menanggapi peristiwa teror terhadap pers tersebut. "Respons itu terkesan meremehkan dan memberi angin bagi pelaku teror," katanya.

Koalisi Jurnalisme Inklusif mendesak agar pemerintah dan kepolisian untuk segera bertindak mengungkap kasus teror yang dialami Tempo. "Setiap detik yang berlalu tanpa kejelasan hanya akan memperdalam luka demokrasi," ujarnya.

Dia juga meminta agar DPR, khususnya komisi yang membidangi pertahanan dan keamanan, segera menggelar rapat gabungan untuk memantau proses hukum kasus tersebut. Ia menuntut supaya legislator melakukan pengawasan terhadap kinerja aparat penegak hukum dalam menangani kasus teror pengiriman bangkai hewan ke Tempo.

"Pastikan aparat hukum bekerja secara transparan dan akuntabel. Dan tidak ada upaya pembiaran terhadap tindakan teror ini," katanya.

Sepekan terakhir, Tempo tercatat kedapatan dua kali dikirimkan teror berupa bangkai hewan oleh orang tidak dikenal. Peristiwa pertama terjadi pada 19 Maret 2025.

Kala itu, kantor redaksi Tempo menerima paket berisi kepala babi tanpa telinga. Paket tersebut dikirim oleh kurir yang memakai atribut aplikasi pengiriman barang.

Kantor redaksi Tempo mendapatkan kiriman kedua berupa kotak berisi bangkai tikus yang dipenggal. Petugas kebersihan Tempo menemukannya kardus berisi enam ekor tikus pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 08.00 WIB.

Novali Panji Nugroho

Lulus dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bergabung dengan Tempo pada September 2023. Kini menulis untuk desk Nasional, mencakup isu seputar politik maupun pertahanan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus