Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, kehadiran taipan minyak Riza Chalid dalam acara Kuliah Umum Jokowi di Akademi Bela Negara NasDem agak mencemaskan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Agak mencemaskan kalau orang yang pernah dalam status dicari kemudian muncul dalam satu perhelatan elite di mana petinggi-petinggi resmi negara ada di situ," kata Sudirman Said di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu, 21 Juli 2018.
Sudirman Said mengatakan ada sebuah pepatah berbunyi: kita adalah siapa-siapa di sekitar kita. Para pimpinan partai politik, petinggi publik, kepala daerah, menteri, pimpinan DPR hingga presiden merupakan orang-orang yang tindakan, kata-kata, dan lingkungannya menjadi cermin masyarakat.
Menurut dia, jika sosok seperti Riza Chalid yang kontroversial muncul dalam sebuah perhelatan elite yang turut dihadiri para petinggi resmi negara, artinya lingkungan itu mudah dimasuki orang-orang bermasalah.
"Dan jangan lupa, perhelatan itu di satu partai yang merupakan rumah politiknya Pak Jaksa Agung berasal. Itu juga menjadi catatan," kata dia.
Jaksa Agung HM Prasetyo merupakan kader Partai NasDem. Beberapa waktu lalu, Riza Chalid muncul dalam kuliah umum Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Akademi Bela Negara NasDem.
Kehadiran Riza Chalid dalam acara tersebut menjadi perbincangan di media sosial. Sebabnya, Riza Chalid yang terseret kasus "Papa Minta Saham" selama ini keberadaannya tak diketahui.
Muhammad Riza Chalid 'menghilang' sejak Desember 2015 lalu ketika hendak diperiksa Kejaksaan Agung terkait rekaman kasus "papa minta saham". Dalam rekaman pembicaraan itu, Riza dan Setya Novanto (ketika itu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat) diduga meminta saham sebesar 20 persen kepada Presiden Direktur PT Freeport Indonesia ketika itu, Maroef Sjamsoeddin.
Keduanya juga diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meminta saham tersebut. Kejaksaan menyangka, Riza dan Setya terlibat dalam pemufakatan jahat untuk tindak pidana korupsi dalam lobi perpanjangan kontrak Freeport.
Namun, Riza Chalid tak pernah memenuhi panggilan Kejaksaan. Kejaksaan juga tak mengetahui keberadaannya. Riza diduga kabur ke luar negeri sebelum sempat dimintai keterangan.
Belakangan, Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan kasus Papa Minta Saham yang diduga melibatkan taipan minyak Riza Chalid sudah tidak diteruskan. Karena itu, pihaknya sudah tak lagi memburu Riza Chalid.