Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selubung kain putih itu tersingkap, memperlihatkan wajah Munir dari perunggu yang membeku. Di depan patung karya kolaborasi Iriantine Karnaya, Helarius, dan Bambang W. itu, Suciwati mencoba tabah. ?Saya tak menyesali pilihan Munir,? katanya di atas panggung di pelataran kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo