Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Sekolah Alam Minangkabau Tanamkan Nilai Budaya dan Tradisi Lewat Praktik Babako

Sekolah Alam Minangkabau menggelar praktik tradisi Babako dalam bentuk festival pada Minggu 25 Februari 2024.

26 Februari 2024 | 15.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Praktik tradisi Babako oleh peserta dan siswa Sekolah Alam Minangkabau di Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu 25 Februari 2024. Tradisi babako adalah acara pra perkawinan adat Minangkabau yang mencerminkan kekuatan komunitas dan solidaritas di tengah masyarakat. TEMPO/Fachri Hamzah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Padang - Sekolah Alam Minangkabau menggelar praktik tradisi Babako pada Minggu 25 Februari 2024. Dikemas dalam bentuk festival, praktik tradisi yang menjadi bagian dari upacara perkawinan adat Minangkabau itu juga menampilkan kesenian asal Sumatera Barat seperti Tari Piring dan Tari Pasampahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Semua pelaku dalam praktik tersebut adalah siswa Sekolah Alam Minangkabau, terdiri dari peserta PAUD, taman kanak-kanak, dan siswa sekolah dasar. Semua siswa dari berbagai tingkat itu dilibatkan, mulai dari penari hingga pemain musik. Festival juga menggelar pawai dengan pakaian adat, serta menampilkan petatah dan petitih oleh para siswa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami setiap tahun selalu menggelar festival adat Minangkabau karena ini menjadi bagian dari pelajaran muatan lokal," kata Miya Maharani Ketua Yayasan Pelita Aksa yang membawahi Sekolah Alam Minangkabau di Kota Padang, Sumatera Barat.

Menurut Miya, pelajaran adat dan budaya Minangkabau ini penting untuk siswa di sekolah itu sebab mereka akan yang akan melanjutkan tradisi tersebut. Itu sebabnya para siswa tak hanya dilibatkan saat gelaran festival tapi sejak riset dan prafestival. "Semuanya siswa yang mempersiapkan agar mereka lebih paham dengan tradisi dan adat leluhurnya," katanya menambahkan.

Babako sendiri merupakan salah satu tradisi masyarakat Minangkabau. Tradisi ini diselenggarakan oleh kerabat pihak ayah calon pengantin wanita, menampilkan momen penting saat keluarga calon pengantin pria memberikan barang hantaran kepada pihak keluarga calon pengantin wanita, yang dikenal sebagai bako.

Dalam Babako, setiap barang hantaran disusun dengan rapi dalam baki-baki sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini mencerminkan kesungguhan dan perhatian dari pihak keluarga calon pengantin pria dalam menyambut pernikahan tersebut. Tradisi ini disebutkan tidak hanya sekedar seremonial, melainkan juga merupakan wujud konkret dari nilai-nilai kebersamaan dan saling mendukung dalam masyarakat Minangkabau.

"Dengan demikian, Babako tidak hanya menjadi bagian dari upacara pernikahan, tetapi juga menjadi simbol kekuatan komunitas dan solidaritas di tengah-tengah masyarakat Minangkabau," kata Miya. 



Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus