Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Semua lulusan segera laris

Pendidikan ahli tehnik (program tanpa gelar) berhasil di ITB. Ada rencana akan dibangun politeknik di beberapa universitas lain. permintaan akan lulusan ini banyak, persediaan kurang.(pdk)

19 Juni 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAJU monyet berwarna biru muda yang dipakainya terkena pelumas. Pemakainya tak peduli. Suara mesin bubut di bengkel/ruang kerja politeknik di kompleks Kanayakan, sebelah utara Bandung sedang ribut. Mahasiswa bekerja tekun sambil belajar. Penghargaan atas waktu benar-benar dihayati, kata L. Budi Prastawa, Dosen Kepala Politeknik Mekanik Swiss-ITB. Tapi semua terpaksa istirahat Sabtu lalu. Politeknik itu merayakan Lustrum I dan melepas 47 ahli teknik yang telah menyelesaikan pendidikan. Turut hadir Menteri Pendidikan Dr. Daoed Joesoef Dubes Swiss (J. Bourgeois) untuk Indonesia, dan Gubernur Ja-Bar, Aang Kunaefi. Pemerintah Swiss membantu pembangunan bengkel Politeknik seluas 2.000 meter persegi, lengkap dengan peralatannya. Tak ketinggalan pula bantuan tenaga ahli dari Swiss sejak dimulai kegiatan pendidikan (1976). Pendidikan Politeknik dirancang sedemikian rupa, hingga dapat mengisi kekosongan jarak antara insinyur dan tenaga lulusan sekolah menengah. Program tanpa gelar (non-degree) harus ditempuh mahasiswanya selama 3 tahun. Sekarang jurusan yang ada baru tiga. Yakni: ahli teknik pembuat perkakas, ahli teknik perawatan mesin, ahli teknik gambar dan perancangan. Satu jurusan lagi masih dalam penjajakan, yaitu pendidikan ahli teknik pengecoran logam. Calon mahasiswanya adalah lulusan SMA paspal, atau STM, dengan nilai rata-rata 7. Banyak pelamar tapi Politeknik ini hanya mampu menampung 52 mahasiswa baru tiap tahun. Sekarang mahasiswa yang sedang belajar di situ berjumlah 354. Semua lulusannya berjumlah 184 telah mendapatkan pekerjaan. "Permintaan cukup banyak, kami kewalahan menerima pesanan," ujar Ir. M. Iskandar Nataamijaya, asisten direktur. DIRJEN Pendidikan Tinggi Dr. D.A. Tisna Amijaya mengatakan pemerintah telah merencanakan pembangun politeknik di tempat lain September nanti, setelah berhasil pengalaman di ITB itu. Menurut rencana, pendidikan politeknik akan dibangun pula di USU Sumatera Utara, Unsri Palembang, Undip Semarang, dan Unibraw Malang. Sebanyak 14 dosen dari Swiss (mereka bisa ngomong bahasa Indonesia) dan 28 dosen dari dalam negeri, memberikan kuliah pada mahasiswa. Dosen teori mempunyai keharusan juga menjadi instruktur dalam praktek. "Kami memberi jaminan, mahasiswa dalam 3 tahun harus lulus," kata dosen Budi Prastawa. Hanya 2-3 orang saja yang drop-out setahun. Gunawan, anak kelahiran Jakarta, mengatakan: "Di sini saya dididik menjadi pekerja. Saya senang." Tahun ini dia akan mendapatkan bea-siswa dari sebuah perusahaan tekstil di Bandung. "Pokoknya cukup untuk belajar dan makan," katanya. Bambang Supraptojo, lulusan Paliteknik 1979, kini bekerja sebagai instruktur di situ. Gajinya? Tak satu pun dari instruktur yang mau mengungkapkan berapa gaji mereka, tapi lebih baik dari PGPN. CV Kaibaru Bandung, yang memproduksi lampu pijar, berani membayar lulusan Politeknik sebesar Rp 150-Rp 200 ribu setiap bulan. Ada tiga lulusan Politeknik bekerja di sana. Selain sebagai lembaga pendidikan, Politeknik Mekanik Swiss-ITB melayan pesanan peralatan dari berbagai pihak antara lain dari GIA.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus