Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ABURIZAL Bakrie memilih Melbourne, Australia, sebagai tempat mempersiapkan pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar. Kepergian ini hanya berselang dua hari setelah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly mengesahkan kepengurusan Golkar hasil Musyawarah Nasional Riau. Ketua Umum Partai Golkar tersebut terbang bersama orang di lingkaran dekatnya, seperti Nurdin Halid, Idrus Marham, Fuad Hasan Mansyur, dan Yorrys Raweyai. Menggunakan pesawat jet pribadi, mereka bertolak ke Melbourne pada Sabtu pekan lalu.
Seorang politikus Golkar mengatakan Aburizal segera bersiap mengatur strategi karena kepanitiaan munaslub bakal disampaikan dalam rapat pleno partai pekan ini. Dua nama yang disiapkan untuk memimpin munas luar biasa ini adalah Nurdin dan Yorrys. Nurdin dianggap sukses melapangkan jalan Aburizal di Munas Bali. "Yorrys sukses menggelar munas tandingan di Ancol," ujar orang di lingkaran dekat Aburizal itu.
Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham menampik kabar bahwa Aburizal telah menentukan kepanitiaan munaslub. Kepergian ke Australia hanya untuk menikmati partai puncak Australia Terbuka 2016 pada Ahad lalu. "Orang mau 'main' tenis dibilang ngomongin politik," kata Idrus, Kamis pekan lalu. Fuad Hasan justru terkekeh saat dimintai konfirmasi tentang keberangkatannya ke Australia. "Cepat kali kau tahu," ujar Fuad.
Yorrys tak secara eksplisit membenarkan kabar tentang permintaan Aburizal Bakrie menjadi anggota panitia pelaksana munaslub. Namun dia telah membatalkan keberangkatannya ke Papua pada Kamis pekan lalu. "Ada urusan yang lebih penting," kata Yorrys. Nurdin Halid juga mengaku tak tahu namanya disebut sebagai calon ketua panitia pengarah munas luar biasa. "Belum ada, saya tinggal menunggu perintah," ujarnya.
Pembentukan panitia munaslub merupakan tindak lanjut hasil rapat pimpinan nasional yang memutuskan adanya suksesi kepemimpinan sebelum Juni 2016. Sebenarnya, kader daerah menolak munas luar biasa. Mereka meyakini Munas Bali bakal menang di Mahkamah Agung. Aburizal meyakinkan peserta rapat bahwa munas luar biasa merupakan cara terbaik menyelamatkan Golkar. Peserta rapat sempat menolak, apalagi mendengar Aburizal tak bakal mencalonkan diri kembali. "Kalian kan sudah menyerahkan sepenuhnya kepada saya," kata Aburizal.
Sikap ini membuat cemas ketua Golkar provinsi. Sebab, kata orang dekat Aburizal, bos Grup Bakrie tersebut amat memperhatikan kebutuhan kader daerah, seperti logistik dan sewa kantor. Keputusan ini membuat sejumlah ketua Golkar provinsi menangis di dalam ruang rapat.
Pilihan mundur Aburizal ini bukannya tanpa syarat. Saat rapat pimpinan nasional beberapa waktu lalu, sejumlah politikus mewacanakan perluasan kewenangan Dewan Pertimbangan Golkar. Yorrys mengaku sebagai salah satu pengusul gagasan ini. Menurut Yorrys, selama memimpin Golkar, Aburizal memiliki jasa yang tak bisa dipandang sebelah mata. "Kami harus memberikan tempat terhormat," ujarnya.
Nurdin Halid mengatakan usul penguatan Dewan Pertimbangan justru datang dari daerah. Menurut dia, kader Golkar iri terhadap partai lain yang memiliki figur pemersatu. Contohnya Megawati Soekarnoputri di PDI Perjuangan atau Susilo Bambang Yudhoyono di Partai Demokrat. "Bagaimana Majelis Syura PKS bisa menjadi tempat efektif untuk mengambil keputusan," kata Nurdin.
Fuad Hasan Mansyur menampik tudingan bahwa Aburizal memiliki kepentingan lagi dalam pelaksanaan munaslub mendatang. "Wacana perluasan kewenangan Dewan Pertimbangan hanya menjadi spekulasi lawan politik," ujarnya.
Wayan Agus Purnomo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo