Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan, ada pihak yang menyebut Kabinet Merah Putih gemuk. Namun, menurut dia, hal itu tidak masalah karena kabinetnya diisi orang-orang hebat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada yang mengatakan kabinet kami gemuk, banyak ya kan? Tapi kalau banyak orang hebat ya kenapa? Yang menikmati rakyat Indonesia," kata Prabowo saat memberikan sambutan dalam penutupan Kongres VI Partai Demokrat di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta pada Selasa, 25 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo mencontohkan salah satu menteri yaitu Menteri Transmigrasi M Iftitah Sulaiman. Menurut Presiden, menteri dari Demokrat itu memiliki rencana transmigrasi yang luar biasa. Iftitah misalnya memiliki tiga skenario menjalankan transmigrasi di tengah kebijakan pemangkasan anggaran.
Opsi pertama yaitu minimal sekian ratusan miliar rupiah, opsi menengah hampir Rp 1 triliun, dan opsi maksimal satu sekian triliun rupiah. Prabowo pun mengambil opsi maksimal yang diajukan Iftitah.
"Tapi beliau kecewa, saya tidak pilih opsi menengah. Saya pilih opsi maksimal. Bahkan saya kira harus ada opsi keempat, kaget, lebih dari yang kau harapkan. Karena konsep beliau itu luar biasa," ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Kabinet Merah Putih Prabowo dikritik karena dinilai gemuk. Kabinet itu diisi oleh sekitar 106 orang menteri dan wakil menteri, termasuk menteri koordinator. Jumlah kementerian saat ini pun sebanyak 48 kementerian, lebih banyak dibandingkan pada era Presiden Joko Widodo yang berjumlah 34.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengungkapkan ketakutan presiden terpilih dimakzulkan menjadi salah satu faktor fenomena koalisi gemuk muncul.
“Ada kekhawatiran presiden-presiden itu dimakzulkan oleh DPR. Sehingga mereka harus memastikan koalisinya aman di DPR,” kata Arya dalam diskusi webinar CSIS ‘Merespons Kabinet Prabowo-Gibran: Implikasi, Risiko, dan Masukan’, Jumat, 25 Oktober 2024.
Selain khawatir pemakzulan, faktor lain koalisi gemuk karena sistem multipartai ekstrem di Indonesia. Arya menjelaskan gemuk atau tidaknya koalisi besaran komposisi kekuatan di DPR. Koalisi yang mendekati 70 persen atau lebih di DPR disebut super majority coalition.
Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam tulisan ini