SEJUMLAH 71 anggota Polri Kodak Metro Jaya secara serentak
"menyerbu" beberapa pusat penjualan barang elektronika di
Jakarta, Senin pekan lalu. Satuan khusus yang dibentuk dua hari
sebelum itu dalam operasi selama tiga jam menyita 34 alat
penyadap pembicaraan (bugging devices). Semuanya buatan Jepang
dengan harga antara Rp 40 sampai Rp 100 ribu.
"Saya kira masih banyak yang disembunyikan. Rupanya para
pedagang telah menciumnya," kata Mayor Gunawan, Komandan
Satserse Detasemen 11 Reskrim, Kodak Metro Jaya. Alat penyadap
terkecil yang disita sebesar pulpen dengan kabel 25 cm.
Operasi ini merupakan buntut larangs an Kapolri untuk
mengedarkan dan r menjual secara bebas dan umum alat penyadap
pembicaraan yang dapat menangkap pembicaraan dalam jarak
tertentu melalui gelombang FM radio biasa. Surat keputusan
mengenai larangan ini berikut peraturan pelaksanaannya akan
dikeluarkan dalam waktu dekat.
Larangan ini, menurut Kadispen Markas Besar Kepolisian Negara
Brigjen Darmawan Soedarsono, bersumber dari pertanyaan seorang
wartawan pada Kapolri tentang beredarnya bermacam alat penyadap
tersebut. Rupanya Kapolri menyambut baik informasi tersebut.
Maka lahirlah larangan itu.
Sehari setelah operasi itu, melalui radiogram, Mabak
menginstruksikan pada semua Kodak untuk menyita alat penyadap
itu dari penjual atau pemiliknya. Alasannya, menurut Darmawan,
sebagai usaha pencegahan terhadap tindakan yang tidak
diinginkan. "Alat penyadap ini bisa juga digunakan untuk
pemerasan, ancaman dan tindakan jahat lainnya," katanya.
Instruksi itu menyebutkan penyitaan berdasarkan UU No. 5/1964
dan berkaitan dengan pasal 322 dan 323 KUHP tentang membuka
rahasia yang bisa dikenakan hukuman maksimal 9 bulan. Dijelaskan
juga, alat penyadap yang di larang berukuran di bawah 4 x 5,5 x
1 cm. Itu berarti mikropon wireless yang umum dipakai dalam
masyarakat tidak terkena.
Alat penyadap pembicaraan ini sebenarnya alat pemancar yang
diperkecil bentuknya (mini transmitter). Karena kecilnya ia bisa
digunakan secara tersembunyi untuk menyadap pembicaraan. Dalam
bentuk qlireless micropone, alat ini umum dipakai dalam
berbagai pertemuan.
Bentuk dan macamnya banyak sekali. Ada yang menggunakan antena,
ada yang memakai baterai, ada iuga yang menggunakan 'sinar'
sebagai tenaga listriknya. Yang agak besar ada yang berbentuk
binatang mainan, yang kecil ada yang berbentuk kapsul atau uang
logam tipis. "Pokoknya dapat dibuat dalarn segala bentuk," kata
Sutikno Buchari yang dikenal dengan sebutan Kak Tik oleh para
penonton televisi.
Cara bekerjanya pun sederhana. Alat pemancar mini yang
dilengkapi mikropon ini diletakkan dekat sasaran yang dituju.
Suara yang ditangkap kemudian dipancarkan melalui gelombang
radio melalui frekuensi yang bisa diatur, umumnya antara 88-90
MHz pada alat yang dijual umum. Jarak pendengarannya biasanya
dekat, sampai sekitar 300 meter. Selain menyadap suara langsung,
ada juga jenis yang bisa menyadap memakai kabel telepon atau
teleks.
Kasus yang terkenaladalahpenyadapan di Kedutaan Besar Amerika
Serikat di Moskow oleh pihak Uni Soviet pada awal 1950-an yang
baru diketahui setahun kemudian. Konon akibat gelombang listrik
yang frekuensinya ultra tinggi (ukra bigh frequency) yang
dipakai pihak Uni Soviet, para karyawan Kedubes AS di
Moskow--termasuk Dubesnya sendiri--pernah terkena guncangan
syaraf. Yang lebih terkenal mungkin kasus Watergate yang
akhirnya menyebabkan Presiden Nixon turun jabatan.
Pengetahuan mengenai peralatan penyadap ini kemudian menjadi
pelajaran wajib buat para diplomat. Ada kisah alat penyadap ini
berhasil dimasukkan dalam sol sepatu seorang diplomat. Malah
konon ada alat penyadap yang begitu kecil hingga bisa dimasukkan
ke dalam gigi yang berlubang.
Berbagai kisah a la James Bond menambah tinggi reputasi alat
penyadap ini. Agaknya kemungkinan penggunaan negatif alat ini
yang dikhawatirkan pihak kepolisian. Di Indonesia alat ini masuk
tanpa melewati prosedur resmi. Menurut Darmawan, pihak
kepolisian akan melacak kemungkinan masuknya barang liar
tersebut. "Siapa tahu kalau dipergunakan dalam situasi tindakan
yang mempunyai frekuensi dan kualitas yang lain seperti
subversi," ujarnya Senin lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini