Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Tafsir Al-Mishbah Karya Quraish Shihab Hadir dalam Bentuk Aplikasi, Permudah Belajar Tafsir Al-Quran

Aplikasi ini merupakan versi digital dari 15 buku-buku Tafsir Al-Mishbah berbahasa Indonesia yang terbit pada 2000.

31 Oktober 2023 | 17.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Quraish Shihab bersama Pusat Studi Al-Quran miliknya resmi meluncurkan aplikasi Tafsir Al-Mishbah di Jakarta pada Selasa, 31 Oktober 2023. Aplikasi ini merupakan versi digital dari 15 buku-buku Tafsir Al-Mishbah berbahasa Indonesia yang terbit pada 2000. Kini, aplikasi Tafsir Al-Mishbah kini telah hadir dan dapat diunduh melalui Play Store.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, aplikasi ini baru tersedia untuk pengguna Android. Aplikasi Tafsir Al-Mishbah tersedia dalam dua versi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk versi standar, pengguna dapat menggunakan aplikasi secara gratis namun terbatas. Sedangkan akses penuh terhadap aplikasi tersedia dalam versi premium atau berbayar. Pengguna dapat memperoleh akses penuh sampai kapanpun dengan membayar Rp 500 ribu.

Meskipun Al-Quran telah memiliki terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, namun Quraish Shihab menekankan bahwa hal tersebut tidak cukup. "Perlu kita tahu terjemahan, tapi terjemahan tidak cukup. Tafsir bisa bermacam-macam," kata dia.

Menurut mantan Menteri Agama Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII ini, tafsir Al-Quran diwarnai oleh beberapa hal. Misalnya kondisi sosial, pendidikan, pengalaman, serta kecenderungan bidang keilmuan.

"Bisa jadi, orang di masa lalu berbeda dengan masa sekarang karena perkembangan ilmu, tempat dan lain-lain. Allah SWT membuka kesempatan kepada setiap orang yang memiliki dan memenuhi persyaratan untuk menafsirkan. Bisa saja saya berbeda penafsiran dengan ulama-ulama dulu," kata Quraish Shihab.

Apps Technology Advisor Tafsir Al-Mishbah Arkka Dhiratara mengatakan aplikasi ini secara garis besar menyasar dua kelompok, yakni peneliti dan pemula. Peneliti maksudnya kelompok orang-orang yang telah ahli dalam hal tafsir dan hendak melakukan penelitian lebih lanjut. Sedangkan pemula berarti orang-orang yang baru akan memulai belajar tafsir Al-Quran. 

"Jadi, kami ingin merangkum Tafsir Al-Mishbah dengan dua sudut pandang, baik sekuens secara ayat maupun secara topik. Sehingga orang-orang pemula bisa fokus untuk mencari topik-topik yang berkaitan dengan kebutuhan mereka," kata Arkka. 

Setiap tema di dalam tafsir ini memiliki subtema tersendiri. Tingkat kedalamannya pun beragam pula. Apabila tertarik pada kata kunci tertentu, pengguna dapat melakukan pencarian mengenai topik tersebut.

"Tinggal memasukkan ke aplikasi. Aplikasi akan mengarahkan, kata kunci ini ada di tema mana saja, ada di surat atau ayat mana saja. Jadi kita bisa lakukan eksplorasi sendiri," kata Arkka.

Satu fitur yang tak kalah penting adalah catatan riwayat bacaan terakhir. Fitur ini memungkinkan pengguna agar tidak kesulitan jika hendak melanjutkan bacaannya yang sempat terpotong.

Singkat cerita Quraish Shihab menulis Tafsir Al-Mishbah

Quraish Shihab menulis tafsir ini ketika ia bertugas sebagai Duta Besar Indonesia untuk Mesir. Pada awalnya, ia berencana hanya menulis empat jilid saja. Akan tetapi, ia merasakan diberi kemudahan dan kelancaran dalam menulis tafsir sampai 15 jilid.

"(Tafsir) itu selesai dalam 3 setengah tahun. Rata-rata sehari saya menulis 10 jam, karena tidak bisa berhenti," kata Quraish Shihab dalam acara perilisan aplikasi Tafsir Al-Mishbah.

Hal ini, menurut Quraish Shihab, membuktikan bahwa Allah SWT mempermudah segala prosesnya. Ia mengatakan tidak merasakan satu pun kesulitan saat menulis Tafsir Al-Mishbah. Kemudahan-kemudahan tersebut ia rasakan sudah sejak awal penulisan tafsir, bukan hanya disadari sejak buku tafsir tersebut rampung. 

"Saya tidak pernah membayangkan bahwa akan ada versi digital, tapi ada saja, karena memang Tuhan menjanjikan itu," kata Quraish Shihab.

Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran sekaligus Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Ulil Abshar Abdalla, sebagai pembaca mengaku sangat gembira dengan kehadiran Tafsir Al-Mishbah pada 2000. "Tidak semua orang diberikan anugerah untuk menyelesaikan karya seperti ini. Tidak banyak yang menulis tafsir dalam bahasa Indonesia. Makanya saya katakan, tafsir ini istimewa," ujarnya. 

Ulil mengatakan gaya berbahasa Quraish Shihab dalam tulisan-tulisannya sangat mudah untuk dipahami dan dinikmati. "Saya termasuk orang yang menyukai gaya bahasa Pak Quraish Shihab. Bahasanya runtut," kata dia. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus