Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tak Ada Yang Kalah di Soe

Pieter Alexander Tallo terpilih kembali menjadi Bupati Timor Tengah Selatan (TTS). Dari atas Tallo tak menghendaki jadi bupati lagi. Tapi rakyat mendesaknya untuk naik jadi bupati yang kedua kalinya.

19 November 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SERIBU undangan memenuhi Gedung DPRD Timor Tengah Selatan (TTS) di Soe, NTT, Sabtu pekan lalu. Di luar sebuah tenda terpaksa dibangun untuk menampung sekitar dua ribu orang. Pesawat televisi 24 inci juga dipasang agar masyarakat bisa menyaksikan acara di dalam gedung. "Kami, rakyat TTS, rasanya pantas bergembira hari ini," tutur Bernadus Noif, 47 tahun. Ia datang berjalan kaki bersama 12 warga Desa Natokoko, Molo Utara, 43 kilometer dari Soe. Kegembiraan Bernadus Noif adalah ungkapan rasa sukacita rakyat TTS. Hari itu, Pieter Alexander Tallo dilantik sebagai bupati untuk masa jabatan kedua kali. Naiknya Tallo bisa jadi bukti bahwa "suara" rakyat ternyata masih didengar. Sejak berakhirnya masa jabatan pertama Tallo, 22 September lalu, DPRD II TTS dan pemuka adat setempat menghendaki agar jabatan bupati tetap dipegang Piet Tallo. Namun, Fernandez, yang awal September lalu dilantik sebagai gubernur NTT, tak menginginkan Tallo jadi bupati lagi. Sebagai gantinya, Pemda NTT punya calon: Drs. Banu Naek, bekas Ketua DPD Golkar NTT. la juga berpedoman pada ketentuan Mendagri, bahwa kepala daerah sebaiknya sekali masa jabatan saja. Pihak Soe rupanya bertahan. Tallo, sarjana hukum UGM lulusan 1983 itu, dinilai sukses membuka isolasi dan memanusiakan manusia TTS. Untuk memacu rakyatnya membangun, Pieter Tallo tahun lalu melancarkan Operasi Cinta Tanah Air. Bila mendapati rakyatnya cuma lontang-lantung di jalan atau nongkrong di pasar, Tallo akan memanggil orang itu dan menyuapkan lumpur ke mulut pemalas itu. Sebaliknya, hadiah sirih dan pinang -- lambang penghormatan di TTS -- diberikannya pada si rajin. Terobosan Tallo rupanya banyak manfaatnya. Ladang dan pekarangan penduduk mulal kelihatan terurus. Tingkat hidup pun membaik. Itulah yang membuat ia mengakar di hati rakyat. Dan ketika Fernandez menolak Tallo, 3 September lalu DPRD TTS terbang ke Jakarta menemui Mendagri. Hasilnya, 4 Oktober lalu, utusan Mendagri -- antara lain Sekretaris Dirjen PUOD dan salah seorang Direktur Dirjen Sospol -- tiba di Soe. Mereka menjelaskan, Mendagri merestui Tallo memegang jabatan untuk kedua kalinya. Pada 12 Oktober, Tallo beserta J. Christian, Ketua DPRD TTS, berangkat ke Kupang. Pada mereka, Sekwilda NTT Drs. Gardidjou menyampaikan, "Gubernur bisa merestui pencalonan Piet Tallo. Mendagri juga sudah merestuinya." DPRD TTS sibuk. Pada 27 Oktober, sidang untuk memilih calon bupati diadakan. Tallo meraih 27 suara dan mengungguli calon lainnya. Sabtu lalu, Gubernur Fernandez melantik Pieter Tallo. "Sebagai gubernur, saya taat pada bimbingan atasan. Semua petunjuk telah saya lakukan dengan baik. Jadi, tidak ada perasaan apa-apa pada diri saya. Tak ada istilah kalah menang di sini," ujar Fernandez. Komentar Piet Tallo: "Saya harus mengatakan apa. Kalau saya bilang terima kasih, nanti saya dibilang minta jabatan ini. Katakan saja ini tugas, karena saya masih ditunjuk untuk jabatan itu." Ia menanggap kekisruhan selama ini terjadi, "karena gubernur tak mendapat informasi yang obyektif dari stafnya." Mengapa Mendagri akhirnya merestui Tallo? "Itu bukan akhirnya. Kalau akhirnya, berarti sebelumnya ditolak. Ini diproses sesuai dengan kehendak rakyat, lalu diajukan pada saya dan saya setujui," ujar Mendagri Senin pekan ini. Pekan lalu, ketika Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap berkunjung ke NTT, Piet Tallo satu bus dengan Fernandez. Waktu hendak turun, keduanya bertemu. Lalu, entah siapa yang mulai, keduanya berpelukan, erat sekali. "Lupakan semua," bisik Fernandez. Esoknya, di Soe, Piet mengumpulkan semua jajarannya, khusus untuk menceritakan berita sukacita itu. Toriq Hadad (Surabaya), Jalil Hakim (Kupang), dan Tri Budianto S. (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus