Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengunjungi Kedutaan Besar Vatikan di Jalan Medan Merdeka, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 22 April 2025, sebagai bentuk belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus. Ia menyampaikan penghargaan mendalam atas dedikasi Paus terhadap kemanusiaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami hadir untuk menyampaikan keprihatinan dan duka atas kepergian tokoh kemanusiaan yang sangat kami hormati. Paus Fransiskus adalah pribadi yang konsisten membela kelompok marginal, anak-anak, lansia, dan mereka yang tertindas,” kata Nasaruddin, Selasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia mengenang momen pertemuannya dengan Paus Fransiskus yang menjadi kenangan tak terlupakan. "Bahkan sempat menilai the photo of the year tahun 2024. Foto yang terbaik tahun 2024 adalah foto kami berdua dengan dia. Saya mencium kepalanya, dia mencium tangan saya berkali-kali," kata Nasaruddin. "Spontanitas saya cium kepalanya, tapi dia cium juga tangan saya. Nah, bagi saya itu satu kesan yang sangat monumental."
Menurut Nasaruddin, Paus Fransiskus adalah sosok yang selalu menyuarakan isu-isu kemanusiaan, termasuk tragedi di Gaza dan Palestina. "Saya kira salah satu tokoh dunia yang sering menyuarakan peristiwa kemanusiaan di Timur Tengah khususnya di Gaza, di Palestine adalah Paus,” ujarnya.
Kabar wafatnya Paus Fransiskus disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, pada Senin pukul 09.45 waktu Vatikan. "Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," ujar Kardinal Farell dilansir dari situs Vatikan, Senin.
Sebelumnya, sejak Februari lalu, Paus menjalani perawatan di rumah sakit akibat pneumonia ganda. Ia dirawat selama 38 hari dan selanjutnya menjalani pemulihan di kediamannya, di Casa Santa Marta. Sebelum wafat, Paus Fransiskus menyampaikan pesan Paskah soal gencatan senjata di Gaza. Pesan tersebut dibacakan oleh seorang ajudan, pada Ahad, 20 April 2025. Ia hanya muncul sesaat di momen tersebut.
Paus menggambarkan situasi Gaza sebagai dramatis dan menyedihkan. Ia mendesak Hamas segera melepaskan seluruh sandera yang masih ditahan dan mengutuk maraknya antisemitisme global yang disebut mengkhawatirkan. “Saya menyampaikan kedekatan saya dengan penderitaan rakyat Israel dan Palestina,” ujarnya seperti dilansir dari Channel News Asia. “Saya mendesak semua pihak yang bertikai: hentikan peperangan, bebaskan sandera, dan bantu rakyat yang kelaparan demi masa depan yang damai.”
Pilihan Editor: Duta Besar untuk Vatikan Bicara Kelanjutan Deklarasi Istiqlal