Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengatakan lembaga pendidikan non-formal memiliki peran penting untuk mewujudkan layanan pendidikan bermutu yang bisa diakses oleh semua peserta didik. Hal itu disampaikan oleh Mendikdasmen ketika memberikan kata sambutan dalam acara ‘Gelar Hasil Karya 2024’ di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Selasa, 17 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara khusus, Mu’ti menyorot peran Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). “Kami sudah bertemu dengan para penyelenggara kursus dan pelatihan dari seluruh Indonesia. Berbagai macam kursus yang diselenggarakan menghasilkan capaian-capaian yang sangat bermakna bagi putra-putri Indonesia untuk mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan,” kata Mu’ti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Mu’ti, berbagai jenis keterampilan yang diajarkan oleh lembaga kursus mampu melahirkan alumni yang kemampuannya diakui, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Melalui LKP, para peserta didik bisa mendapatkan Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidkan Kecakapan Wirausaha (PKW). Menurut Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Tatang Muttaqin, program ini memberikan kesempatan pendidikan bagi anak-anak yang tidak lulus sekolah untuk tetap bisa memperoleh pekerjaan.
“Jadi ini pada praktiknya mmebantu anak-anak yang tidak sekolah di usia 15-25 tahun untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan kebuthan kerja atau sesuai dengan minat usahanya,” ucap Tatang kepada wartawan.
Tatang pun berharap program PKW dan PKK yang diselenggarakan LKP ke depannya bisa menjangkau pedesaan dan daerah terpencil, sehingga bisa memfasiltiasi anak-anak yang tidak sekolah karena keterbatasan akses.
Salah satu peserta kursus di LKP Bali Citra International, Tiara Widiawati, menceritakan pengalamannya. Tiara, yang berasal dari Bali, mengikuti pelatihan untuk menjadi terapis spa
“Awalnya dapat info dari ibu saya, dia memang kerja di tempat spa. Lalu akhirnya tertarik karena melihat penghasilan (bekerja di spa) lumayan oke,” kata Tiara kepada Tempo.
Tiara sendiri mengaku tidak menamatkan kuliah. Pemudi berusia 21 tahun itu kemudian menjalani pelatihan selama 4 bulan di LKP Bali Citra International. Selain bekerja sama dengan industri dalam negeri, LKP Bali Citra International sendiri bekerja sama pelaku usaha di luar negeri. Melalui kerja sama tersebut, Tiara berhasil mendapatkan visa untuk bekerja di Dubai dan saat ini sedang menunggu jadwal keberangkatan.