Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 5 Oktober 1965 merupakan hari di mana tujuh jenazah pahlawan revolusi, korban tragedi Gerakan 30 September 1965 atau G30S dikebumikan. Pemakaman tersebut dilakukan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tragedi G30S ini membawa korban tujuh Perwira TNI AD Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R. Soeprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen D.I Panjaitan, Brigjen Sutoyo, dan Lettu Pierre A. Tendean.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa sumber menyebutkan bahwa mereka diculik dan dibawa ke daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur. Kemudian jasadnya dibuang ke sebuah lubang sumur kecil, di lokasi tersebut.
Lalu pada 3 Oktober 1965, jenazah korban ditemukan seluruhnya di kawasan hutan karet Lubang Buaya tersebut. Tujuh jenazah itu ditemukan di sumur tua dengan kedalaman sekitar 15 meter.
Baca: 57 Tahun Lalu, 6 Jenderal dan Seorang Perwira TNI AD Korban G30S Ditemukan di Lubang Buaya
Berdasarkan jurnal berjudul Peran Dipa Nusantara Aidit Pada Peristiwa Berdarah G30S Tahun 1965, proses pengangkatan jenazah dilakukan keeseokan harinya atau 4 Oktober 1965 oleh pasukan satuan Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat (RPKAD), Kesatuan Intai Amfibi atau dikenal dengan KIPAM, dan Korps Komandi TNI AL.
Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi
Jenazah yang paling pertama diangkat ialah Pierre Tendean. Korban selanjutnya yang diangkat adalah jenazah Mayjen S. Parman, dan Mayjen R yang terikat menjadi satu. Dilanjut jenazah Mayjen M.T. Harjono, jenazah Brigjen Soetojo S, jenazah Letjen A. Yani. Sementara yang paling terakhir ditemukan dan diangkat adalah Brigjen D.I. Pandjaitan pada pukul 13.40 WIB.
Proses pengangkatan ini memakan waktu selama empat jam, yaitu dari pukul 11.00 sampai berakhir pada pukul 15.00. Mereka diangkat dalam keadaan utuh, namun dalam beberapa kesaksian ada yang melihat bahwa mata jenazah dicungkil atau kemaluannya dipotong.
Terlepas dari kesaksian tersebut, jenazah langsung dibawa ke ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto untuk divisum. Yang memantau evakuasi ini adalah Pangkostrad Letnan Jenderal Soeharto, Komandan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat, Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, serta Letnan Dua Sinton Panjaitan
Sebelum diberangkatkan, dilaksaknakan dahulu upacara pemberangkatan di Markas Besar Angkatan Darat atau disingkat MBAD. Upacara ini dipimpin oleh MenkoHankam/Kasab Jenderal A.H. Nasution selakau inspektur upacara.
Kemudian tujuh jenazah Pahlawan Revolusi dibawa dan dikebumikan di Taman Makan Pahlawan atau TMP Kalibata pada tanggal 5 Oktober 1965. Saat itu, iringi-iringan dilakukan dengan menggunakan kendaraan jenazah didahului kendaraan pengawal kehormatan.Tanggal ini sekaligus menjadi hari peringatan HUT TNI ke-20 pada saat itu.
FATHUR RACHMAN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.