Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang penerapan kebijakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang mewajibkan siswa SMA dan SMK di Kupang masuk sekolah jam 5 pagi waktu setempat memasuki pekan kedua pada Senin, 6 Maret 2023. Ramainya kontra dan kritik yang datang hanya membuat jam masuk sekolah itu mundur setengah jam menjadi 5.30.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita terpopuler selanjutnya tentang suara-suara yang memperingatkan potensi bahaya kecerdasan buatan (AI) semakin keras saat AI tumbuh lebih canggih dan tersebar luas,. Seperti kata Stephen Hawking, “Perkembangan AI bisa berarti akhir dari umat manusia.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau pembentukan dua bibit siklon, yaitu bibit siklon 97S dan bibit siklon 98S. Bibit siklon 97S terpantau di Teluk Carpentaria, Australia, tepatnya di posisi 16.4 Lintang Selatan dan 137.9 Bujur Timur, dan bibit siklon 98S terpantau di Laut Natuna sebelah barat daya Pontianak, tepatnya di 0.4 Lintang Selatan, 108.4 Bujur Timur.
Hari ini, Senin 6 Maret 2023, memasuki pekan kedua penerapan kebijakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang mewajibkan siswa SMA dan SMK di Kupang masuk sekolah jam 5 pagi waktu setempat. Ramainya kontra dan kritik yang datang hanya membuat jam masuk sekolah itu mundur setengah jam menjadi 5.30.
Penolakan dan kritik itu seperti yang terekam dalam duniapolling.com. Jajak pendapat dibuat begitu sang gubernur mengumumkan kebijakannya akhir bulan lalu. Pertanyaan yang diajukan adalah 'Anda setuju Sekolah mulai jam 5 pagi?'
Dibuat pada 27 Februari 2023, pukul 16.24, polling memiliki dua opsi jawaban dan sudah langsung menerima 13825 suara per 1 Maret 2023. Sebanyak 12507 suara di antaranya, atau 90 persen, menyatakan tidak setuju. Jumlah itu berbanding 1318 suara setuju.
Sejumlah komentar menyertai jajak pendapat itu. Salah satunya dari @Graziana Sasi yang mengatakan, bukan jam sekolah yang seharusnya dimajukan tapi sistem pendidikannya. "Meningkatkan profesionalisme guru, mengubah karakter siswa untuk mau dan selalu membaca, sarana dan prasarana sekolah di lengkapi."
Saat Artificial Intelligence (AI) tumbuh lebih canggih dan tersebar luas, suara-suara yang memperingatkan potensi bahaya kecerdasan buatan itu semakin keras. Seperti kata Stephen Hawking, “Perkembangan AI bisa berarti akhir dari umat manusia.”
Hal itu tidak Hawking ungkap sendirian. Pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk, mengaku bahwa AI membuat dirinya takut. “Kecerdasan buatan bisa melakukan lebih dari yang diketahui hampir semua orang, peningkatan kemampuannya bersifat eksponensial.”
Mulai dari peningkatan otomatisasi pekerjaan tertentu, algoritma yang bias gender dan rasial, senjata otonom yang beroperasi tanpa kendali manusia, hingga kegelisahan di sejumlah bidang lainnya. Manusia kini bahkan masih dalam tahap paling awal dalam mengembangkan kemampuan teknologi AI yang sesungguhnya.
Bahaya AI bagi Manusia
Pertanyaan tentang siapa yang membuat AI dan apa tujuannya semakin penting untuk memahami potensi kerugian robot tersebut. Sejumlah komunitas teknologi telah lama memperdebatkan ancaman dari hadirnya kecerdasan buatan. Otomatisasi pekerjaan, berita palsu, hingga senjata bertenaga AI disebut-sebut sebagai bahaya terbesar saat ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau pembentukan dua bibit siklon, yaitu bibit siklon 97S dan bibit siklon 98S. Bibit siklon 97S terpantau di Teluk Carpentaria, Australia, tepatnya di posisi 16.4 Lintang Selatan dan 137.9 Bujur Timur, dan bibit siklon 98S terpantau di Laut Natuna sebelah barat daya Pontianak, tepatnya di 0.4 Lintang Selatan, 108.4 Bujur Timur.
Bibit siklon 97S mulai tumbuh pada tanggal 5 Maret 2023 jam 01.00 WIB. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kecepatan angin maksimum bibit siklon 97S di sekitar sistemnya mencapai 20 knots (37 km/jam) dengan tekanan udara di pusatnya mencapai 1006 mb.
Bibit siklon 97S saat ini berada di dalam area tanggung jawab TCWC Australia, tetapi dampak tidak langsungnya masih dapat terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Sistem ini menunjukkan pergerakan yang stasioner atau tetap dan berpeluang rendah untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan.
Dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut di wilayah Indonesia berupa potensi angin kencang lebih dari 25 knots (46 km/jam) di wilayah Maluku dan Papua. Selain itu, juga membuat gelombang setinggi 2.5-4.0 meter di Laut Arafuru bagian tengah hingga selatan Merauke dan Laut Arafuru timur Kepulauan Aru. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.