Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tujuh Orang Masih Hilang Akibat Banjir Bandang di Sukabumi

Banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi terjadi di 33 titik. Delapan orang meninggal.

6 Desember 2024 | 17.01 WIB

Banjir Bandang Terjang Sukabumi, Hanyutkan Kendaraan Hingga Putuskan Jembatan
Perbesar
Banjir Bandang Terjang Sukabumi, Hanyutkan Kendaraan Hingga Putuskan Jembatan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak tujuh orang yang dilaporkan hilang akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Saat ini BNPB tengah mencari korban yang hilang tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Ya, ada tujuh yang masih hilang dalam proses pencarian," kata Kepala BNPB Suharyanto di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, 6 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia memperkirakan jumlah korban hilang masih dapat bertambah mengingat tim BNPB masih melakukan proses pendataan di lapangan. Adapun jumlah korban meninggal akibat banjir bandang ini sebanyak delapan orang. Dua korban meninggal di antaranya baru diketahui, yaitu bernama Aden Dafa dan Ade Wahyu. Keduanya warga Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

"Ini datanya masih terus bergerak, ya, terus dilakukan pendataan. Biasanya kalau berkurang, tidak ada, tapi bertambah pasti iya," kata Suharyanto.

Ia memastikan bahwa seluruh tim petugas gabungan BNPB, Tagana Kementerian Sosial, Basarnas, TNI, Polri, dan dinas teknis pemerintah daerah bertekad untuk menangani dampak bencana hidrometeorologi di Jawa Barat ini sampai tuntas. Tekad ini sejalan dengan arahan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat mengecek langsung penanganan korban bencana di posko pengungsian Balai Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Jawa Barat, Jumat siang ini.

BNPB menangani bencana ini secara bertahap, yaitu dimulai dalam fase penanganan darurat seperti pendataan jumlah korban, dampak kerusakan, evakuasi, dan pengungsian, hingga pemulihan dampak bencana seperti rehabilitasi dan rekonstruksi rumah atau pemukiman penduduk.

"Kementerian Sosial juga sudah turun mendirikan dapur umum dan kami pastikan kebutuhan logistik selama tanggap darurat terpenuhi secara maksimal untuk 300 lebih pengungsi yang terdampak di Kabupaten Sukabumi," ujar Suharyanto.

Hasil pendataan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi mencatat bahwa banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, dan cuaca ekstrem melanda 33 titik di Kabupaten Sukabumi selama dua hari, yaitu Selasa-Rabu, 3-4 Desember lalu. Bencana banjir bandang ini mengakibatkan ratusan jiwa terdampak dan beberapa orang meninggal.

BPBD Sukabumi merinci bahwa bencana tanah longsor terjadi di 13 titik, banjir di sembilan titik, angin kencang tujuh titik, dan pergerakan tanah di empat titik yang tersebar di 22 kecamatan. Sebanyak 103 kepala keluarga atau 243 jiwa yang terdampak bencana ini. Sebanyak 46 kepala keluarga atau 93 jiwa dari mereka yang mengungsi ke lokasi pengungsian. BPBD Sukabumi juga mencatat sebanyak 36 unit rumah rusak ringan, tiga unit rumah rusak sedang, dan satu rumah rusak berat akibat bencana tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus