Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Upaya Kementerian Pendidikan Tinggi Mendukung Swasembada Pangan

Kementerian Pendidikan Tinggi akan mengembangkan benih dengan teknologi genomik untuk mensukseskan program swasembada pangan.

3 Januari 2025 | 19.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Buruh tani beraktivitas di area persawahan kawasan Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 23 Oktober 2024. Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman optimis target pemerintahan Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada pangan dalam waktu empat tahun dapat terwujud. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fauzan Adziman, mengatakan Kementerian Pendidikan Tinggi akan turut berkontribusi dalam mensukseskan program swasembada pangan pemerintahan Prabowo Subianto. Cara yang akan dilakukan adalah dengan jalan meningkatkan nilai tambah, terutama komoditas pangan yang masih sangat bergantung pada impor.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Misalkan bawang putih, 95 persen masih impor. Dari 95 persen itu, sebanyak 99,9 persen tergantung ke satu negara," kata Fauzan dalam acara taklimat media di Graha Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Jakarta, Jumat, 3 Januari 2025.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fauzan mengatakan dalam tiga pekan terakhir, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan telah menjalin kerja sama dan berkonsultasi dengan lebih dari 25 orang pakar pangan dan pertanian dari berbagai perguruan tinggi. Diskusi tersebut menghasilkan sejumlah strategi yang akan diterapkan untuk mendukung keberhasilan program swasembada pangan.  

Salah satu cara yang akan diterapkan adalah mengembangkan benih dengan teknologi genomik untuk komoditas pangan. Sebab saat ini benih di Indonesia masih sangat kurang. Sehingga, kata dia, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan berupaya agar benih tanaman pertanian berasal dari dalam negeri.  

"Benih di Indonesia masih sangat kurang, dan kalaupun ada, masih banyak impor," kata dia.  

Kementerian Pendidikan Tinggi juga berencana mengoptimalkan penggunaan lahan melalui penerapan teknologi internet of things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI). Fauzan menekankan bahwa optimalisasi lahan tersebut membutuhkan dukungan riset yang mendalam.

Di samping itu, kata Fauzan, Kementerian Pendidikan Tinggi juga berencana mengoptimalkan penggunaan pupuk dan sistem pompanisasi. Pompanisasi memiliki hubungan yang erat dengan program swasembada energi. Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Pembangkit ini memiliki potensi besar di Indonesia, tapi belum dimanfaatkan secara maksimal.  

"Hal seperti ini akan kami kembangkan menggunakan UMKM dan ahli-ahli dari universitas," ujar Fauzan.  

Fauzan juga menyinggung produksi padi di Indonesia. Ia mengatakan produksi padi saat ini menghadapi tantangan serius. Sebab penduduk terus bertambah, tapi produksi padi justru menurun.

Ia melanjutkan, Kementerian Pendidikan Tinggi akan ikut serta mengatasi masalah tersebut. Kementerian Pendidikan Tinggi akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Pangan, Dewan Ekonomi Nasional, dan Badan Pangan Nasional.  

Salah satu langkah yang dapat diambil, kata dia, yaitu dengan jalan mengoptimalkan intensifikasi pertanian atau meningkatkan produktivitas tanpa harus memperluas lahan. Kunci keberhasilan intensifikasi pertanian ini terletak pada penerapan teknologi yang tepat dan program pendampingan yang efektif.  

"Kalau tidak menggunakan riset, sawah itu bisa digarap hanya dengan hasil sekitar lima ton per hektare. Dengan menggunakan riset, menggunakan pertanian berbasis riset organik, itu bisa meningkat menjadi delapan ton per hektare," katanya.

Presiden Prabowo Subianto menjanjikan Indonesia akan mencapai swasembada pada pangan pada empat tahun ke depan. Janji itu disampaikan oleh Prabowo saat berpidato sebagai presiden periode 2024-2029 seusai pelantikan di gedung MPR pada 20 Oktober tahun lalu. “Saya telah mencanangkan Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,” kata Prabowo.

Satu bulan berikutnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengatakan Presiden Prabowo telah meminta target realisasi swasembada pangan dipercepat. “Perintah Presiden swasembada 2028, sekarang sudah maju lagi,” kata Zulkifli pada 21 November lalu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus