Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf berpamitan dalam acara Pramuka Bersholawat di Lapangan Kodam V/ Brawijaya, Selasa malam, 12 Februari 2019. Kegiatan yang dipimpin Habib Syech Abdul Qodir Assegaf itu sekaligus acara resmi terakhir Saifullah alias Gus Ipul sebagai wakil gubernur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam momen ini ia secara khusus berpamitan kepada masyarakat Jawa Timur setelah 10 tahun mendampingi Gubernur Soekarwo. "Saya bersyukur bisa khusnul khotimah, tak ada catatan menakutkan dan menyalahi wewenang selama menjadi wakil gubernur," ujar Gus Ipul yang mengenakan seragam Pramuka lengkap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:Gus Ipul Diusulkan Pimpin Gerakan Kiai Dukung Jokowi - Ma'ruf
Posisi Soekarwo - Saifullah resmi digantikan Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak mulai Rabu, 13 Februari 2019. Pasangan itu memenangkan pemilihan gubernur dan mengalahkan Gus Ipul - Puti Guntur Soekarno.
Gus Ipul yang juga Ketua Kwartir Daerah Pramuka Jawa Timur itu mengatakan selama menjadi wakil gubernur telah berusaha maksimal untuk mempercepat kenajuan provinsi ini. Ia minta maaf jika hasilnya belum sesuai harapan.
Tentang belum tercapainya harapan percepatan pembangunan itu, Gus Ipul mengatakan telah menitipkannya kepada Khofifah. Ia telah menemui langsung Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu dua hari lalu di rumahnya, Jalan Jemursari, Surabaya.
Assegaf menuturkan kendati masa jabatan Gus Ipul sebagai orang nomor dua Jawa Timur berakhir namun pengorbanan dan pengabdiannya akan tetap dikenang. "Masa jabatan berakhir bukan berarti pengabdian berakhir," kata Assegaf.
Acara Pramuka Bersholawat dihadiri puluhan ribu Syekermania (julukan jemaah Abdul Qodir Assegaf) yang sebagian besar berseragam Pramuka. Sejumlah ulama juga hadir "melepas" Gus Ipul, antara lain KH Anwar Mansyur dari Pesantren Lirboyo, KH Zainudin Jazuli dari Pesantren Al Fallah, KH Anwar Iskandar dari Pesantren Al Amin, Kediri; KH Ubaidillah Faqih dari Pesantren Langitan, Tuban; dan KH Idris Hamid dari Pesantren Salafiyah, Pasuruan.