Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Yang Miskin Dan Rawan

Desa balane, kec. marawala, kab. donggala, sul-teng mulai dikenal kerajinan tangannya mulai berbagai bentuk. gairah warga desanya cukup besar untuk membuat kerajinan tangan itu.(ds)

11 Maret 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DESA Balane hanya berjarak 6 km dari Kota Palu, ibukota Propinsi Sulawesi Tengah itu. Termasuk Kecamatan Marawala, Kabupaten Donggala. Berpenduduk 130 kk (690 jiwa), hampir 90% di antaranya hidup sebagai petani kecil. Sisanya bermata-pencaharian sebagai "tukang tadah," istilah populer di sana untuk pedagang perantara. Maksudnya, mereka bertindak sebagai penampung hasil pertanian masyarakat terasing di pegunungan sekitarnya, lalu menjualnya di pasar Palu. Berdasar penelitian Kantor Wilayah Departemen Sosial Sulawesi Tengah Balane termasuk golongan desa rawan. Tapi jangan salah faham Penggolongan ini diberikan dari segi sosial karend tanahnya tandus, sosial ekonominya amat minim (income per kapita setahunnya rata-rata Rp 19.500). Ditambah lagi alam sekitarnya sudah hampir punah ditelan erosi. Balane diapit oleh 2 buah sungai yaitu Lewara dan Sombe. Jika ada yang menarik dari desa ini tentulah kemelaratan penduduknya. Sebab jika sebdgian besar penduduknya menjadi petani, tentu bukan dalam arti selayaknya. Tanah sawah tadah hujan mereka rata-rata 1/4 hektar saja yang dimiliki dan diolah oleh setiap kepala keluarga. Yang memiliki tanahpun tak lebih dari 80 kk. Oleh karena itu ketika pihak Dinas Sosial mencari-cari desa yang pantas mendapat Bantuan Daerah Rawan, ternyata Balane paling memenuhi syarat. Yaitu, di samping berpenduduk miskin, juga terdapat potensi alam yang dapat dikembangkan sebagai sumber pendapatan tambahan warganya. Bambu, Tanah dan Batu Potensi berupa pohon-pohon bambu yang agaknya tumbuh secara liar, tanah dan batu, di samping juga kemungkinan untuk menghidupi hewan ternak. Karcna itu Bantuan Daerah Rawan yang besarnya Rp 1/2 juta tadi dengan cepat dapat dimanfaatkan. Antara lain untuk menyiapkan 20 ekor bibit kambing, melatih penduduk membuat kerajinan tangan dari bambu, tanah liat dan batu. Akan halnya batu ini memang selama ini sudah ada penduduk yang memanfaatkan dengan membuatnya sebagai alat penggiling rempah dan batu nisan Tapi pengolahannya masih teramat kasar. Pertengahan tahun lalu Desa Balane ramai dikunjungi orang-rang dari Palu. Terutama pejabat-pejabat pemerintahan. Mereka menyaksikan demonstrasi membuat berbagai bentuk kerajinan tangan penduduk desa ini setelah mendapat latihan beberapa waktu lamanya. Untungnya pula, gairah warga desa ini untuk mempraktekkan kepan-iaian baru itn cukup besar. Lebih-lebih jika memang pemasaran hasilnya cukup menggembirakan, seperti dijanjikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus