DESA Balane hanya berjarak 6 km dari Kota Palu, ibukota Propinsi
Sulawesi Tengah itu. Termasuk Kecamatan Marawala, Kabupaten
Donggala. Berpenduduk 130 kk (690 jiwa), hampir 90% di
antaranya hidup sebagai petani kecil. Sisanya
bermata-pencaharian sebagai "tukang tadah," istilah populer di
sana untuk pedagang perantara. Maksudnya, mereka bertindak
sebagai penampung hasil pertanian masyarakat terasing di
pegunungan sekitarnya, lalu menjualnya di pasar Palu.
Berdasar penelitian Kantor Wilayah Departemen Sosial Sulawesi
Tengah Balane termasuk golongan desa rawan. Tapi jangan salah
faham Penggolongan ini diberikan dari segi sosial karend
tanahnya tandus, sosial ekonominya amat minim (income per kapita
setahunnya rata-rata Rp 19.500). Ditambah lagi alam sekitarnya
sudah hampir punah ditelan erosi. Balane diapit oleh 2 buah
sungai yaitu Lewara dan Sombe.
Jika ada yang menarik dari desa ini tentulah kemelaratan
penduduknya. Sebab jika sebdgian besar penduduknya menjadi
petani, tentu bukan dalam arti selayaknya. Tanah sawah tadah
hujan mereka rata-rata 1/4 hektar saja yang dimiliki dan diolah
oleh setiap kepala keluarga. Yang memiliki tanahpun tak lebih
dari 80 kk. Oleh karena itu ketika pihak Dinas Sosial
mencari-cari desa yang pantas mendapat Bantuan Daerah Rawan,
ternyata Balane paling memenuhi syarat. Yaitu, di samping
berpenduduk miskin, juga terdapat potensi alam yang dapat
dikembangkan sebagai sumber pendapatan tambahan warganya.
Bambu, Tanah dan Batu
Potensi berupa pohon-pohon bambu yang agaknya tumbuh secara
liar, tanah dan batu, di samping juga kemungkinan untuk
menghidupi hewan ternak. Karcna itu Bantuan Daerah Rawan yang
besarnya Rp 1/2 juta tadi dengan cepat dapat dimanfaatkan.
Antara lain untuk menyiapkan 20 ekor bibit kambing, melatih
penduduk membuat kerajinan tangan dari bambu, tanah liat dan
batu. Akan halnya batu ini memang selama ini sudah ada penduduk
yang memanfaatkan dengan membuatnya sebagai alat penggiling
rempah dan batu nisan Tapi pengolahannya masih teramat kasar.
Pertengahan tahun lalu Desa Balane ramai dikunjungi orang-rang
dari Palu. Terutama pejabat-pejabat pemerintahan. Mereka
menyaksikan demonstrasi membuat berbagai bentuk kerajinan tangan
penduduk desa ini setelah mendapat latihan beberapa waktu
lamanya. Untungnya pula, gairah warga desa ini untuk
mempraktekkan kepan-iaian baru itn cukup besar. Lebih-lebih jika
memang pemasaran hasilnya cukup menggembirakan, seperti
dijanjikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini