Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Yang Putus Dan Longsor Lagi

Jalan raya Bukittinggi-Pasaman Barat dari Padang kerinci putus akibat tanah longsor. Pemda terpaksa membuat jalan darurat dengan menggeser badan jalan yang longsor. Tapi hanya bertahan sebentar.

25 November 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KABUPATEN Pasaman 3 bulan lalu sempat dilongok Gubernur Sumatera Barat, Awar Anas. Pada kesempatan itu Gubernur menyebut-nyebut perlunya perbaikan jalan propinsi, antara lain di jalan menuju Pasaman Barat. Sebelum hal itu dilaksanakan, awal bulan lalu hubungan darat Bukittinggi-Pasaman Barat putus di kilometer 139. Belakangan, Senin pagi pekan lalu, jalur yang sama terputus pula di kilometer 92. Yang pertama karena hujan yang terus menerus turun. Bagian jalan yang terletak pada kilometer ke-139 dari Bukittinggi menuju Pasaman, terban dibawa tanah longsor. Panjangnya sekitar 40 meter. Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Barat sudah berusaha mendandaninya. Jalan darurat dibuat. Empat hari dipakai, longsor terjadi lagi. Lalu-lintas putus kembali. Minyak Tanah Putusnya hubungan Bukittinggi-Pasaman di kilometer 92 diakibatkan hal lain yang unik. Satu traktor milik swasta terjerat di satu jembatan yang lebarnya cuma 3 meter. Hingga minggu lalu usaha melepaskannya masih dilakukan. Beberapa bagian kerangka besi jembatan itu sendiri terpaksa dibongkar. Akibatnya paling tidak sekitar 160 ribu penduduk 4 kecamatan (21 desa) di Pasaman Barat sampai pekan lalu masih harus prihatin. Harga bahan kebutuhan hidup naik. Minyak tanah misalnya, dari Rp 30 per botol di aman lalulintas masih lancar tiba-tiba melonjak menjadi Rp 75. Kendati pernah gagal membuat jalan darurat pemerintah tentu tak akan membiarkan perhubungan tetap putus. Satu usaha pembongkaran tebing sedang dilakukan di bagian jalan yang longsor tadi. Maksudnya untuk sedikit menggeser jalan yang ada ke bagian agak ke dalam. Tak jelas, kapan jalan darurat baru itu selesai. Yang pasti, biayanya diperkirakan Rp 10 juta. Sementara hubungan Bukittinggi-Pasaman belum pulih, dikabarkan pula jalan antara Kerinci dan Padang putus. Juga karena hujan yang gencar. Sepanjang kira-kira 10 km jalur tersebut, antara Sako dan Tapan, rusak berat dan longsor. Akibatnya, di Kerinci, harga barang-barang kebutuhan hidup yang memang biasa didatangkan dari Padang juga naik. Sebaliknya ratusan ton hasil bumi penduduk Kerinci tak sempat dikirim ke Padang. Cerita longsor di jalur jalan antara Kerinci dan Padang bukan hal baru. Hampir tiap tahun terjadi. Sebab jalur jalan antara kedua daerah itu melewati bukit-bukit yang mungkin rapuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus