Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rendra Diganggu Amoniak
Tempo, edisi 6 Mei 1978
Obor di kiri-kanan panggung sudah menyala ketika Rendra tampil. Malam itu, Jumat 28 April, ia membaca 15 puisi yang ia sebut ”pamflet”. Dengan karcis Rp 300, Teater Terbuka TIM yang berkapasitas 2.500 malam itu luber. Tak sedikit penonton yang berdiri di sisi kanan-kiri.
Bercelana hijau dengan hem lengan pendek hitam, Rendra tampak lebih muda dari usianya yang 43 tahun. Rambutnya yang dulu gondrong dan separuh putih kini dipotong dan dicat hitam. Beberapa menit sebelumnya, ”Kelompok Ngamen ’78” menyanyikan delapan lagu bernada protes.
Jam menunjuk angka 20.30 ketika Rendra membaca: Kutulis pamflet ini karena lembaga pendapat umum ditutupi jaring laba-laba. Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk. Dan ungkapan diri menjadi pengiyaan. Mendadak terdengar keributan di antara penonton baris depan sayap kanan, di bawah lampu sorot sebelah timur. ”Awas, gas air mata,” beberapa orang berteriak.
CATATAN
10 Agustus 610
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama pada 17 Ramadan 2 Hijriah. Setiap tahun, momen ini diperingati sebagai Nuzulul Quran.
12 Agustus 1990
Kerangka Tyrannosaurus rex terlengkap ditemukan di Dakota Selatan, Amerika Serikat. T-rex merupakan dinosaurus karnivora terbesar dengan panjang sekitar 12 meter dan berat 7 ton.
13 Agustus 1899
Sineas Inggris, Alfred Hitchcock, lahir. Ia pindah ke Amerika Serikat pada 1939. Sepanjang hayatnya, ia memproduksi 50 film yang pada umumnya bertema detektif atau horor.
14 Agustus 1947
Pakistan memerdekakan diri dari India dan membentuk pemerintahan Islam. Proklamasi ini dimulai dengan pembentukan Partai Liga Muslim yang dipimpin Muhammad Ali Jinah pada 1906.
15 Agustus 1965
The Beatles menggelar konser di depan 60 ribu fan di Shea Stadium, Kota New York. Setelah pertunjukan ini dibentuklah stadion rock, tempat khusus konser musik keras.
16 Agustus 1945
Penculikan Soekarno dan Hatta oleh para tokoh pemuda, dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok. Para pemuda yang tergabung dalam kelompok Menteng 31, di antaranya Chaerul Saleh dan Sukarni, mendesak Soekarno-Hatta mempercepat proklamasi kemerdekaan setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo