Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu kiai khos Nahdlatul Ulama dan pengasuh Pondok Pesantren Bambu Runcing, Parakan, Temanggung, KH Muhaiminan Gunardo, meninggal Selasa pekan lalu. Mbah Minan—panggilan akrab kiai ini—meninggal karena komplikasi liver. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit dr. Karyadi, Semarang, selama tiga hari. ”Baru di rumah satu minggu, Abah meninggal,” kata salah seorang santri Bambu Runcing.
Muhaiminan merupakan anggota kelompok kiai Langitan. Ia dikenal dekat dengan dunia politik. Misalnya, ia penyokong Abdurrahman Wahid ketika tokoh ini maju mencalonkan diri sebagai presiden. ”Ia juga pernah mengantarkan Mardiyanto dan Ali Mufiz menjadi Gubernur Jawa Tengah periode lalu,” kata KH Abdurrahman Chudlori, mantan Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah.
Sebelum pecah konflik di PKB, ia menjadi pengurus dewan syuro partai itu. Tatkala PKB pecah menjadi kubu Muhaimin Iskandar dan kubu Alwi Shihab, ia ikut kubu PKB Alwi Shihab. Terakhir ia menjadi anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) di bawah pimpinan Dewan Syuro KH Abdurrahman Chudlori, dan Ketua Dewan Tanfidziyah Choirul Anam.
Selain mengasuh Pondok Pesantren Kiai Parak, ia juga menjabat Ketua Pengurus Pusat Jam’iyyahTariqah Muqtabaroh An-Nahdliyyah serta pimpinan Tariqah Syadzaliyah. Jemaah Tariqah ini sangat terkenal di kalangan warga nahdliyin dan memiliki ribuan umat.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Hajjah Jayidah Muhaiminan, enam anak, dan 14 cucu. Anak perempuannya, Kaustar Asovia, adalah anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah.
Sakit Piet Alexander Tallo,64 tahun
Gubernur Nusa Tenggara Timur Piet Alexander Tallo dirawat intensif di Rumah Sakit dr. Soetomo, Surabaya, sejak 22 September. Ia mengalami gangguan pernapasan berat akibat serangan asma.
Semula Piet hanya akan menjalani pemeriksaan untuk penyakit asmanya di Rumah Sakit Tebet, Jakarta. Namun, saat berada di pesawat yang membawanya ke Jakarta, penyakit asmanya memburuk. Dokter pribadinya kemudian membawa dia ke Rumah Sakit dr. Soetomo.
Pernapasan Piet sudah terganggu sejak Juli silam. Gara-gara serangan itu, gubernur dua periode ini dilarikan ke ruang perawatan intensif Rumah Sakit Prof W.Z. Johannes, Kupang. Kondisi pria kelahiran Tepas, Kabupaten Timor Tengah Selatan, 27 Mei 1942 ini membaik kembali, hingga pada pertengahan Agustus lalu ia pun mulai menjalankan tugas.
Namun dokter tetap menyarankan agar ia melakukan pemeriksaan pernapasan di Jakarta. Dalam perjalanan ke Jakarta itulah asmanya kambuh kembali.
”Orang-orang Barat sudah pergi ke bulan, tapi kita masih bertengkar tentang mengintip bulan.” —Hasyim Muzadi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Selasa pekan lalu. Ia mengungkapkan keprihatinannya atas ketaksepakatan penentuan 1 Syawal 1428 Hijriah antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
”Ngurus banjir saja belum bisa, dan busway malah bikin macet.” —Ahmad Mubarok, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Senin pekan lalu, menanggapi deklarasi mantan Gubernur Jakarta, Sutiyoso, yang mencalonkan diri menjadi presiden pada 2009.
15 Oktober 1894 Kapten Alfred Dreyfus memulai aksi mata-mata di Jerman. Tentara Prancis keturunan Yahudi ini kemudian dihukum dengan tuduhan membocorkan rahasia negara kepada Jerman, sehingga melahirkan skandal politik terbesar di Prancis. Belakangan diketahui, Gereja Katolik Roma berada di balik hukuman itu.
16 Oktober 1975 Lima wartawan Australia tewas ditembak di Balibo, Timor Leste, ketika meliput perang kemerdekaan Timor Timur dari Portugis. Tentara Indonesia dituduh sebagai pelakunya, tapi tak pernah dibuktikan di pengadilan.
17 Oktober 1931 Al Capone dinyatakan bersalah menggelapkan pajak. Sebelumnya, the untouchable ini selalu lolos dari perangkap pajak.
18 Oktober 1851 Herman Melville (1819-1891) menerbitkan Moby Dick, novel panjang yang menceritakan pencarian hiu putih. Novel ini menjadi adikarya penulis Amerika ini.
19 Oktober 1512 Pendiri Kristen Protestan, Martin Luther, menjadi doktor teologi.
20 Oktober 2004 MPR mengambil sumpah Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden. Ia presiden Indonesia pertama melalui sistem pemilihan langsung.
21 Oktober 1945 Untuk pertama kalinya konstitusi Prancis mengizinkan perempuan mengikuti pemilihan umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo