Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

<font size=+1 color=#FF0000>20</font> <font size=3>TAHUN LALU</font>

2 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo, 4 Mei 1991
LSM Organisasi Alternatif?

JUMLAH mereka tidak jelas, mungkin ribuan, mungkin juga puluhan ribu. Mereka ada di mana-mana, di desa-desa yang kumuh dan miskin, juga di kota-kota besar—termasuk di kantor-kantor yang dingin ber-AC. Yang jelas, mereka—sebagian besar orang muda—punya kepedulian yang sama: keprihatinan terhadap masa depan bangsa, negara, dan bumi ini.

Kepedulian itulah yang membuat mereka membentuk, atau bergabung dalam, lembaga swadaya masyarakat (LSM), sebuah nama yang belakangan ini makin sering bergema di sini. Memang, banyak di antara mereka yang hanya ”berhura-hura”. Namun kehadiran ”kelompok hura-hura” atau ”pura-pura” (”Mereka hanya memanfaatkan dana luar negeri dan menjual kemiskinan di Indonesia”, bunyi sebuah tuduhan) ini tidak mengurangi arti penting LSM, yang tampaknya merupakan fenomena baru yang perlu diamati di negara ini. Mereka prihatin terhadap masalah seperti kemelaratan, ledakan jumlah penduduk, penekanan hak asasi, dan perusakan lingkungan.

Kini, dua dekade kemudian, kehadiran lembaga swadaya masyarakat kian diperhitungkan. Banyak kasus penuntasan korupsi lahir atas jerih payah lembaga ini. Tak sedikit pejabat publik bolak-balik masuk pengadilan dan merasakan dinginnya sel tahanan setelah kisah korupsinya terbongkar. Lembaga-lembaga ini tak kenal menyerah meski tekanan datang silih berganti. Di pundak anak-anak muda inilah sebagian harapan ditumpukan.

ARSIP 

2 Januari 1849
Pemerintah Hindia-Belanda mendirikan Sekolah Dokter Jawa, dengan masa belajar cuma dua tahun. Profesor Somadikarta berpendapat, tanggal ini seharusnya dijadikan hari lahir Universitas Indonesia.

3 Januari 1931
Arief Budiman lahir di Jakarta. Lahir dengan nama Soe Hok Djin, kakak mendiang Soe Hok Gie ini dikenal sebagai salah satu aktivis ’66. Sejak 1997, ia menjadi guru besar di Melbourne University.

4 Januari 1946
Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta hijrah ke Yogyakarta, sementara Perdana Menteri Sutan Sjahrir tetap di Jakarta. Tak lama kemudian, ibu kota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

5 Januari 1973
Empat partai Islam, yakni Partai Nadhatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), dan Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), berfusi dalam satu partai politik, Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

6 Januari 1906
Abu Hanifah lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat. Pria bergelar Datuk Maharaja Emas ini pernah menjadi Wakil Ketua Delegasi RI pada Konferensi Meja Bundar serta menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia Serikat.

7 Januari 1852
Dokter Wahidin Sudirohusodo lahir di Desa Mlati, Yogyakarta. Ia dikenal sebagai salah satu penggagas berdirinya Budi Utomo.

8 Januari 1944
Jepang membentuk Organisasi Djawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat) sebagai bagian dari strategi mengerahkan penduduk Jawa menghadapi perang melawan Sekutu. Pada hari-hari pertama kemerdekaan, organisasi ini bersalin rupa menjadi Komite Nasional Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus