Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Agama Cinta Islam-Kristen

Buku yang mencoba mendialogkan wacana antar-agama dengan sudut pandang cinta.

20 September 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wajah Cinta Islam dan Kristen: Sumbangan Etika Religius
Penulis: Mahnaz Heydarpoor
Penerbit: Arasy, Mizan, 2004
Tebal: 166 halaman

Sejarah adalah catatan panjang pertikaian dua agama besar, Islam dan Kristen. Percikan-percikan konflik itu lalu melahirkan benih-benih kebencian dan permusuhan yang—seakan—kekal, sesuatu yang harusnya bisa dikikis melalui dialog keduanya. Dan karya Mahnaz Heydarpoor, Wajah Cinta Islam dan Kristen, menawarkan hal itu.

Buku hasil disertasi di Manchester Metropolitan University ini membahas konsep cinta sebagai "pusat spiritualitas dan etika" dalam dua agama itu. Kristen memandang seluruh perjalanan spiritualitas (mistisisme) satu bentuk cinta. Yesus sangat menekankan "cinta-kepada-Tuhan" dan "cinta-kepada-manusia"—dua-duanya tak bertentangan dengan hukum Taurat. Hanya, di dalam Kristen, gagasan cinta paternal Tuhan sangat penting: cinta Tuhan kepada manusia dapat dibandingkan dengan cinta ayah kepada anaknya.

Islam memandang tujuan cinta kepada Tuhan suatu bentuk pengalaman ajaran agama dengan menyadari bahwa Tuhan Maha-Bijaksana, Maha-Pemurah, dan Maha-Kuasa. Ada proses timbal balik antara cinta Tuhan kepada manusia dan cinta manusia kepada Tuhannya. Dan yang pertama harus menjadi prioritas tertinggi.

Mahnaz menyimpulkan perbedaan-persamaan konsep cinta Islam-Kristen. Keduanya memandang cinta ajaran paling pokok. Mereka menisbahkan cinta kepada Tuhan seimbang dengan cinta kepada umat manusia. Istilahnya, keimanan yang bersifat melangit (teosentris) harus berimplikasi positif dalam wilayah praksis, yaitu mencintai kemanusiaan agar bisa ditegakkan di muka bumi.

Kajian Mahnaz memang menarik, tapi tidak memberikan argumentasi secara kritis dan tidak melakukan komparasi sistematis tentang perbedaan keduanya. Apa pun, buku ini mencoba mendialogkan wacana antar-agama dengan sudut pandang cinta sebagai sumbangan etika religius bagi kehidupan manusia ke depan. Wallahualam.

Happy Susanto
peneliti Pusat Studi Muhammadiyah (PSM) Yogyakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus