Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penghargaan |
Garin Nugroho, 39 tahun, sutradara film, memenangi penghargaan Silver Video Leopard atas karyanya, Puisi Tak Terkuburkan, pada Festival Film Locarno ke-53 di Italia, 12 Agustus lalu. Sekitar 4.000 film dari 20 negara diikutkan dalam festival itu. Atas kemenangan itu, Garin memperoleh hadiah uang sebesar US$ 2.000.
Puisi adalah film yang berisi kisah nyata penyair Aceh, Ibrahim Kadir, yang dipenjara di tahanan Takengon, Aceh, tanpa pengadilan, pada 1965. Dibintangi antara lain oleh Ibrahim Kadir, Berliana Febrianti, El Manik, dan Pietrajaya Burnama, film itu pernah diputar di bioskop-bioskop Indonesia. Puisi cukup eksperimental karena proses pembuatannya hanya berlangsung enam hari dan setingnya kebanyakan di penjara. Pengambilan gambarnya pun menggunakan format video digital.
Garin sebelumnya sering memperoleh penghargaan internasional atas film-filmnya, antara lain Surat untuk Bidadari, Daun di Atas Bantal, dan Bulan Tertusuk Ilalang. Karya sineas lulusan Institut Kesenian Jakarta itu memiliki ciri-ciri antara lain gambar-gambar yang indah dan puitis dan tema-tema sosial yang sederhana. Beberapa film dokumenternya memenangi berbagai penghargaan dari banyak negara, antara lain Menyuling Masa Depan (Jepang), Air dan Romi (Jerman), Dongeng Kancil tentang Kemerdekaan (Jepang), dan Walter Spies (Jerman).
Des Alwi Abubakar, 64 tahun, tokoh Angkatan 1945 dan pelaku sejarah 10 November 1945, memperoleh penghargaan Bintang Mahaputra Pratama dari pemerintah Republik Indonesia. Des adalah salah satu dari sejumlah tokoh yang memperoleh penghargaan tersebut, yang disampaikan Presiden Abdurrahman Wahid di Istana Negara, Jakarta, 15 Agustus lalu.
Pria kelahiran Bandaneira itu sejak kecil bergaul dengan tokoh-tokoh pejuang dan pendiri bangsa, seperti Sjahrir dan Bung Hatta. Ia pernah memimpin satuan pasukan semasa perjuangan kemerdekaan. Setelah mengikuti pendidikan di British Institute of Technology, Des bekerja di Radio Republik Indonesia, pekerjaan yang telah ia mulai sebelum ke luar negeri. Des menikah dengan Anne Marie Mambu, wanita asal Tondano, Sulawesi Selatan, dan memiliki empat anak. Ia pernah meniti karir diplomatik dan menjadi Atase Pers Departemen Luar Negeri, sebelum kemudian menjadi Menteri Penerangan. Ketika kasus kerusuhan Ambon berkecamuk berkepanjangan beberapa waktu lalu, pemerintahan B.J. Habibie menunjuknya untuk bergabung dalam tim penyelesaian masalah Ambon.
Agustus ini, Presiden Abdurrahman Wahid juga menyampaikan tanda kehormatan Bintang Mahaputra Utama kepada Prof. Dr. Saparinah Sadli (guru besar Universitas Indonesia), Wiweko Soepono (bekas Direktur Garuda Indonesia Airways), K.H. Sahal Mahfudh (Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia), Rudy Hartono (atlet bulu tangkis nasional), dan Drs. H. Asrul Sani (budayawan).
Sementara itu, Bintang Mahaputra Pratama juga diberikan antara lain kepada Mely Tan Giok Lan (Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia). Lalu, Bintang Jasa Utama diberikan antara lain kepada K.H.A. Sohibul Wafa Tajul Arifin (Pesantren Suralaya, Tasikmalaya), dan Bintang Jasa Pratama diberikan antara lain kepada Ully Sigar Rusady (penyanyi dan pemimpin umum Yayasan Garuda Nusantara, Jakarta).
Meninggal |
Prof. H. Hendra Esmara, S.E., 65 tahun, guru besar bidang ekonomi Universitas Andalas Padang, meninggal dunia, Ahad dua pekan lalu. Penyakit stroke menggerogoti tubuhnya sejak tiga tahun lalu. Ilmuwan kelahiran Padang itu dikenal sebagai ekonom perintis studi ekonomi regional dan perencanaan pembangunan. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Prof. Hendra memperdalam keahlian di bidang perencanaan pembangunan di dua kampus di Amerika Serikat. Ia pernah menjabat ketua bidang sub-ekonomi, suatu program pada Menteri Negara Riset dan Teknologi. Prof. Hendra meninggalkan seorang istri, Ny. Rostina Hendra, dan enam anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo