Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengangkatan |
Ana Maria Rosa Martins Gomes, 46 tahun, resmi menjadi duta besar Portugal untuk Indonesia sejak 18 Juli lalu. Ana Gomes, begitu ia biasa disebut, mengantongi gelar doktor bidang hukum dari Fakultas Hukum Universitas Lisabon. Wanita kelahiran Lisabon, Portugal, yang memiliki tiga anak kandung dan tiga anak tiri ini, sebelum bertugas di Indonesia, pernah menjadi kanselir menteri untuk misi Portugal di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Sebelum itu, berbagai jabatan karir di Departemen Luar Negeri Portugal telah ia jalani.
Persentuhan Gomes dengan persoalan Indonesia melalui berbagai jabatan, antara lain koordinator delegasi Portugal di Dewan Keamanan PBB untuk isu hak asasi manusia dan negosiasi Timor Timur, Kepala The Portuguese Interest Section yang berkantor di Kedutaan Kerajaan Belanda (Jakarta), dan Charge d'Affaires sementara di Kedutaan Portugal, Jakarta. Misi penting Duta Besar Ana Gomes adalah membangun hubungan baik antara Portugal dan Indonesia. "Itulah prioritas utama saya," kata Gomes kepada TEMPO.
Penghargaan |
Pramoedya Ananta Toer, 75 tahun, sastrawan Indonesia, memenangi penghargaan tertinggi (grand prize) Fukuoka Asian Culture Prizes XI. Sebagai hadiah, ia mendapatkan uang sebesar 5 juta yen. Kemenangan itu diumumkan di Pusat Kebudayaan Jepang, Gedung Sumitmas I, Jakarta, pada 18 Juli. Penghargaan dari sebuah yayasan di Kota Fukuoka itu akan diserahkan kepada Pram, September mendatang. Beberapa ilmuwan Indonesia pernah menerima penghargaan serupa, yaitu Taufik Abdullah (sejarawan), Koentjaraningrat (antropolog), dan R.M. Soedarsono (penari). Selain mereka, nama-nama besar seperti Akira Kurosawa (sutradara film, Jepang) dan Ravi Shankar (pemain sitar, India) juga pernah tercatat menerima penghargaan ini.
Penulis novel Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca itu sebelumnya pernah menerima berbagai penghargaan dunia, antara lain medali tanda kehormatan Chevalier de L'Ordre des Arts et des Lettres dari pemerintah Prancis, penghargaan Universitas Michigan, PEN Freedom-to-Write Award, Wertheim Award (Belanda), dan Ramon Magsaysay Award (Filipina). Pram telah menulis banyak buku dan puluhan novel. Karyanya diterjemahkan ke sejumlah bahasa asing. Pria kelahiran Blora itu kini dikaruniai 8 anak dan 15 cucu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo