Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Album

13 Desember 2004 | 00.00 WIB

Album
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Meninggal Eddy Suhendro, 63 tahun

PENULIS sandiwara radio Ibuku Malang, Ibu Tersayang yang sangat populer pada akhir 1980-an, Eddy Suhendro, Ahad pekan lalu meninggal dunia. Pria kelahiran Tegal, 13 Oktober 1941, ini meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit MMC, Jakarta, karena menderita sakit lever dan ginjal.

Jenazah Eddy, Selasa pekan lalu, dimakamkan di Pe-makaman Kampung Kandang, Ciganjur, Jakarta. Pria yang dikenal rekan-rekannya sebagai pria humoris ini meninggalkan tiga anak dan dua cucu. Istri Eddy, Kirana Rini, meninggal pada Januari 2004 silam.

Eddy Suhendro dikenal rekan-rekannya sebagai penulis serba bisa. Tidak hanya andal menulis sandiwara radio, ia juga piawai menulis cerpen, novel, dan skenario film.

Novelnya yang terkenal, antara lain, Taksi (1987), Suami (1989), Darsi (1991), dan Poni (1996). Novelnya, Taksi, bahkan pernah diangkat ke layar lebar.

Selain Ibuku Malang, Ibu Tersayang, Eddy pernah juga menulis sandiwara radio bertema remaja, Kelompok Empat. Kisah Kelompok Empat ini juga diangkat ke layar lebar. Film ini antara lain dibintangi Nia Zulkarnaen, Paramitha Rusady, Iyut Bing Slamet, dan Silvana Herman.

Untuk menulis novel atau naskah sandiwara radio, Eddy mempunyai kebiasaan selalu melakukan riset ke lapangan. Menurut dia, riset ke lapangan, antara lain, akan memperkaya imajinasinya membentuk alur cerita tulisannya.

Sebelum dirawat di rumah sakit, Eddy juga baru pulang melakukan perjalanan ke sejumlah daerah terpencil di Indonesia. Ternyata itu perjalanannya yang terakhir.


"Kami akan bantu, tapi yang paling penting dilakukan saat ini adalah mengupayakan agar jaksa dan polisi mau menindaklanjuti laporan BPK." —Ketua BPK Anwar Nasution, Senin pekan lalu, menyesalkan banyaknya laporan dugaan tindak pidana korupsi dari BPK yang selama ini tidak ditindak-lanjuti.

"Jangan sampai muncul kesan orang Amerika begitu diperhatikan, sedangkan warga Indonesia sendiri diabaikan." —Anggota Komisi Hukum DPR, Lukman Hakim, Selasa pekan lalu, menyatakan salah besar jika Presiden Yudhoyono menganggap tidak perlu dibentuk tim investigasi independen dan hanya menyerahkan ke tim polisi. Menurut Hakim, pemerintah pernah membentuk tim investigasi untuk menangani pembunuhan Theys Hiyo Eluay dan warga Amerika di Papua.

"Harapan saya terobati. Masyarakat Aceh, yang selama ini merasa hukum itu hanya berlaku pada masyarakat biasa, kini yakin pemerintah tidak main-main." —Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Selasa pekan lalu, menyatakan bersyukur Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menahan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Abdullah Puteh.


TEMPO DOELOE

13 Desember 2001 Sekelompok orang bersenjata menyerbu gedung parlemen India. Insiden yang menewaskan 12 orang ini diduga dilakukan oleh kelompok militan Kashmir.

14 Desember 1911 Roal Amundsen, warga Norwegia, menjadi manusia pertama yang menjelajahi Kutub Selatan, mengalahkan saingannya, Robert Falcon Scott dari Inggris.

15 Desember 1945 Panglima pasukan sekutu di Pasifik, Jenderal McArthur, menyatakan ajaran Shinto tidak lagi sebagai agama resmi di Jepang. Perintah ini dikeluarkan setelah Jepang menyerah dan kekuasaan Kaisar Hirohito dilucuti.

16 Desember 1950 Presiden Amerika Harry S. Truman menyatakan negara dalam keadaan darurat, menyusul keterlibatan Cina dalam Perang Korea. Menurut Truman, aksi Cina itu adalah bentuk imperialisme komunis yang mengancam dunia.

17 Desember 1903 Orville dan Wilbur Wright menerbangkan pesawat terbang ciptaan mereka sejauh 36 meter selama 12 detik. Inilah pesawat pertama ciptaan manusia yang berhasil terbang.

18 Desember 1865 Amerika secara resmi menyatakan perbudakan sebagai kegiatan terlarang. Meski demikian, praktek perbudakan masih berlangsung diam-diam di berbagai tempat.

19 Desember 1984 Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher dan Perdana Menteri Cina Zhao Ziyang menandatangani perjanjian pengembalian Hong Kong ke Cina, yang akan berlangsung tahun 1997. Dengan pengembalian itu, berakhirlah "masa persewaan" Inggris di Hong Kong yang berlangsung sejak 1898.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus