Saya tertarik membaca resensi Saudara Bernard Sallato terhadap buku A Journey Among The Peoples of Central Borneo in Word and Picture (TEMPO, 4 Mei 1991, Buku), dan ingin membaca langsung buku tersebut. Tulisan itu mengingatkan saya kepada kenangan lama, sewaktu bertugas sebagai petugas perkebunan di wilayah perbatasan Apo Kayan, dua tahun lalu. Saya teringat pada keakraban masyarakatnya, keindahan alamnya, dan keunikan kebudayaan suku Dayak Kenya. Apo Kayan juga tampil di mata dunia. Banyak turis mancanegara berkunjung ke daerah itu. Perjalanan menelusuri bukit, lembah, giram-giram Sungai Kayan dan Boh yang tinggi sungguh melelahkan untuk dapat dicapai, tapi merindukan untuk dikenang. Secara pelan tapi pasti, Apo Kayan akan bangkit dengan coraknya yang sentosa meskipun ada pengaruh gelombang kebudayaan kota seperti Samarinda, Tarakan, Tanjungselor, dan Balikpapan. Semoga Pemerintah, para penanam modal dalam dan luar negeri, wisatawan mancanegera, dan lain-lain selalu memperhatikan kau, Apo Kayan. P.B. BASUKI, B.SC. Petugas Perkebunan Kecamatan Kayan Hulu Bulungan, Kalimantan Timur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini