Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO, 14 November 2004
MELALUI layar televisi, ketegangan itu menjalar hingga ke rumah-rumah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdiri didampingi Ketua DPR Agung Laksono. Di belakangnya berjejer sejumlah pembantu Presiden, di antaranya Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Widodo A.S. Agung Laksono didampingi tiga Wakil Ketua DPR. Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra juga ada di sana dengan wajah tanpa senyum.
Apa yang disampaikan Presiden setelah bertemu pimpinan DPR di Senayan pada Selasa lalu membuat banyak orang bertanya-tanya. Kata Presiden, dirinya tidak pernah melarang anggota kabinetnya menghadiri undangan rapat kerja dari parlemen. Padahal baru dua hari sebelumnya koran-koran terbit dengan kepala berita yang menyentak. Menteri Yusril Ihza Mahendra mengutip Presiden Yudhoyono meminta agar para menteri tidak dulu datang ke parlemen, menunggu lembaga legislatif itu menyelesaikan konflik internal yang tengah membelit mereka.
Larangan Presiden itu membuat banyak orang takut. "Ini bisa dianggap (Presiden) membuat konfrontasi terhadap DPR," kata Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie. Apalagi, kata Yusril, pemerintah akan mengeluarkan surat edaran kepada jajaran kabinetnya agar tidak menghadiri undangan dari komisi-komisi DPR. Sekarang Yusril kembali membuat “gerah” Presiden. Kali ini karena dia membuka jalan bagi Hutomo Mandala Putra atawa Tommy Soeharto mencairkan duitnya yang disimpan di BNP Paribas, Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo