Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo, 8 April 1989
KENAIKAN tarif listrik yang bergerak 14 persen hingga 40 persen menyebabkan Dewan Perwakilan Rakyat gerah. Kenaikan tarif yang berlaku sejak 1 April 1989 itu dinilai sebagai langkah yang tidak tepat karena tak mempedulikan kondisi masyarakat, dan tak dikonsultasikan dengan Dewan.
Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita memberikan alasan mengapa tarif listrik perlu naik. Alasan utama, pemerintah berencana meningkatkan kapasitas produksi listrik nasional berikut jaringan transmisi serta gardu listrik dalam Pelita V. Total anggaran yang diperlukan untuk semua rencana itu Rp 13.223,7 miliar.
Artono Arismunandar, Direktur Jenderal Listrik dan Energi, menambahkan bahwa kenaikan itu digunakan untuk investasi agar dapat memperluas pelanggan listrik. ”Supaya rasio elektrifikasi (masyarakat pemakai listrik) yang sekarang ini baru sekitar 26 persen, naik menjadi 43 persen pada akhir Pelita V,” katanya.
Tapi alasan ini dianggap berlebihan. Menurut para pengamat, PLN tak perlu menaikkan tarif begitu tinggi jika perusahaan itu bisa melakukan efisiensi dalam melaksanakan tugasnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo