Bagaimana BTN menghitung bunga?

Saya adalah debitur Bank Tabungan Negara (BTN) untuk pemilikan rumah sejak 1984. Sejak 1990 tampak keanehan dalam cara BTN menghitung bunga yang dikenakan 9% per tahun. Hal tersebut baru sekarang saya sampaikan karena sudah "bosan" tiap sebentar berurusan dengan BTN. Untuk mudahnya saya coba memisalkan cara perhitungan yang dilakukan BTN sekarang ini. Misalnya saldo kredit yang dilaporkan BTN kepada saya per 31 Desember 1990 adalah Rp 5 juta dengan setoran angsuran perbulan Rp 65 ribu. Maka BTN menghitung bunga untuk Januari 1991 sampai Desember 1991 adalah 9% x Rp 5 juta r Rp 450 ribu, yang dibayar setiap bulan sebesar Rp 37.500. Cara penghitungan seperti itu jelas merugikan debitur. Sebab, begitu debitur membayar setiap bulan maka saldo kreditnya telah berkurang (setiap bulannya) sebanyak Rp 65.000. Jadi, pada bulan Februari 1991, bunga yang dikenakan tidak lagi sebesar Rp 37.500 tapi telah berkurang (menurut saldo pada 31 Januari 1991) menjadi 9% x Rp 4.925.000 : 12 r Rp 36.938. Dan seterusnya akan berkurang setiap bulan. Kalau cara perhitungan BTN diikuti, maka debitur untuk tahun 1991 saja sudah dirugikan cukup besar. Sayangnya, cara penghitungan BTN seperti itu tidak dijelaskan pada waktu akad kredit. Apa dasarnya BTN menggunakan cara perhitungan sepihak seperti itu? Dapatkah cara-cara seperti itu dihalalkan dalam dunia perbankan? Seorang debitur Kompleks Gama Setia Cisalak, Depok, Bogor Jawa Barat