Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda yakin figur tim ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu yang baru lebih baik dari sebelumnya? (7-14 Desember 2005) | ||
Ya | ||
46,44% | 209 | |
Tidak | ||
46% | 207 | |
Tidak tahu | ||
7,56% | 34 | |
Total | 100% | 450 |
Presiden memenuhi janji mengocok ulang kabinet awal bulan ini. Di Gedung Agung, Yogyakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan pergantian dan pergeseran enam pos kabinet.
Selain Boediono dan Sri Mulyani, muka baru di Kabinet Indonesia Bersatu merupakan kader partai politik. PKB mendapat jatah kursi Menteri Tenaga Kerja, yang diisi oleh Erman Soeparno. Wakil PKB sebelumnya, Alwi Shihab, terpental dari kursi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.
Partai Golkar menyumbang wajah baru terbanyak. Aburizal Bakrie, yang sebelumnya menjabat Menteri Koordinator Perekonomian, kembali terpilih sebagai anggota kabinet. Aburizal naik menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Kader Golkar yang lain adalah Fahmi Idris, yang dipilih sebagai Menteri Perindustrian, serta Paskah Suzetta, pengganti Sri Mulyani.
Meski banyak menteri baru yang berasal dari partai politik, Presiden mengaku tak direcoki oleh partai politik saat menyeleksi. ”Tak ada satu pihak pun yang menekan saya. Saya tidak pernah ragu-ragu dan saya punya konsep mengenai arah pemerintahan,” Yudhoyono menegaskan. Sinyalemen tentang adanya campur tangan partai politik dalam seleksi anggota kabinet tak lepas dari kekecewaan banyak pihak terhadap nama-nama baru yang muncul.
Partai Demokrat, yang didirikan oleh Presiden Yudhoyono, termasuk yang mengkritik susunan tim ekonomi baru. ”Seharusnya Kepala Bappenas independen, tidak dari partai politik karena lembaga itu mengurus kebijakan untuk bangsa,” ujar Wakil Sekretaris Fraksi Demokrat DPR, Max Sopacua. Selain Paskah, Max menunjuk Fahmi sebagai menteri yang tak tepat posisi.
Pengamat politik Syamsuddin Haris menilai susunan kabinet yang baru memperlihatkan betapa Yudhoyono masih menghitung Golkar dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai faktor penting. Syamsuddin menduga, muka-muka baru di kabinet merupakan hasil kompromi antara Presiden dan Wakil Presiden serta Golkar.
Rata-rata responden mendukung tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan kabinetnya.
Para responden juga tak berharap tim ekonomi baru langsung mencetak prestasi mengkilap. “Indonesia sedang dilanda krisis multidimensi. Tidak mungkin mengubah Indonesia hanya dalam waktu empat tahun,” kata Onggusly, responden di Medan.
Indikator Pekan Ini: Aceh dan Nias mendadak menjadi kota mati pada penghujung tahun silam. Kombinasi gempa berkekuatan 9 skala Richter dan terjangan air laut berkecepatan 800 kilometer per jam telah mencabut nyawa lebih dari seratus ribu jiwa. Sekitar 90 persen bangunan di Aceh dan Nias juga roboh. Pemerintah segera mencanangkan program untuk merekonstruksi dan merehabilitasi Aceh serta Nias sejak awal tahun. Tak kurang dari tiga peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah untuk menggelindingkan kembali kehidupan yang normal di Aceh dan Nias. Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi pun telah dibentuk sebagai pelaksana. Di saat peringatan satu tahun bencana tsunami jatuh pada pekan ini, kami meminta penilaian Anda atas upaya pemerintah dalam merekonstruksi Aceh dan Nias. Apakah layak dikatakan berhasil, atau sebaliknya? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo