Sejak surat saya dimuat pada Kontak Pembaca TEMPO, 18 Januari 1992, saya banyak menerima surat dari orangorang yang kebetulan membaca edisi tersebut. Banyak ragamnya, dari yang ingin kenalan, minta nesihat, minta pekerjaan, sampai yang terbanyak, minta sumbangan. Dan surat-surat itu tidak hanya berasal dari Jawa, bahkan dari Kalimantan dan Bali. Saya yakin bahwa mereka tahu tentang saya dan alamat saya dari TEMPO Nomor 47 tersebut. Tadinya saya duga surat itu hanya datang satu atau dua bulan setelah dimuat. Ternyata, surat-surat yang isinya minta bantuan bertambah banyak seiring datangnya bulan suci Ramadan. Memang bulan suci Ramadan adalah bulan untuk meningkatkan amalan-amalan kita. Namun, di sini, perlu saya jelaskan bahwa meskipun sudah bergelar Dra. Med. (berarti sudah S1), saya masih tetap kuliah. Jadi, status saya adalah mahasiswi yang biaya hidup dan kuliahnya ditanggung oleh orangtua saya. Inilah yang membedakan mahasiswa kedokteran dengan non-kedokteran. Padahal, waktu wisuda sarjana S1-nya bersamaan. Nah, kalau saya saat ini masih ditanggung oleh orangtua saya sepenuhnya, tentunya saya belum bisa memenuhi permintaan sumbangan dari para pemohon yang telah berkirim surat kepada saya. Insya Allah, kalau saya sudah bekerja, saya akan ikut berjuang bersama Anda. Amin. DRA. MED. PUJI ICHTIARTI Jalan Mintojiwo Raya 7 Semarang 50149
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini