Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, di halaman 4, yaitu Daftar Isi, terdapat pula kalimat sebagai berikut: ’’Di masa Bung Karno, ia (Sitor Situmorang—pen.) memimpin Lembaga Kebudayaan Negara, yang mendukung BK dalam politik dan kebudayaan.”
Saya tidak tahu apakah yang dimuat tersebut benar-benar ucapan Sitor Situmorang dan dikutip secara murni oleh wartawan TEMPO, atau memang ada kesalahan kutip. Mengapa? Sebab, dalam keterangan tokoh sastrawan tersebut terdapat kekeliruan yang sangat mengganggu karena partai yang dilarang ketika itu, selain Masyumi yang dikenal sebagai partai Islam, juga adalah PSI (Partai Sosialis Indonesia) pimpinan Sutan Syahrir, yang pernah menjadi Perdana Menteri RI. Jadi, bukan PNI yang dilarang oleh pemerintahan Sukarno, justru pendiri pertama dan utamanya adalah Ir. Sukarno. Dan selama pemerintahan Sukarno (Orla), PNI-lah yang selalu mendukungnya.
Juga, Sitor Situmorang disebut memimpin Lembaga Kebudayaan Negara, sebenarnya adalah Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), yang merupakan organisasi kebudayaan ’’milik” PNI.
ALI SOEKARDI
Jalan Letter Press 47, Medan 20239
Terima kasih atas koreksi Anda—Red.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo