Kami sebanyak 20 orang dari rumah sakit seluruh Indonesia mengikuti Overseas Training Hospital Administration di Adelaide, Australia. Selama mengikuti training di Universitas of South Australia dan internships di beberapa rumah sakit di Australia, kami mendapat buku-buku penting, kebanyakan fotokopi, sebagai pegangan untuk penerapan di rumah sakit di Indonesia. Untuk mempercepat penerimaan buku itu (20 kotak) di Indonesia, pihak IDP Australia telah membantu pengiriman buku-buku tersebut, tiga hari sebelum kami pulang ke Indonesia, 13 Agustus 1991. Selain itu, untuk mempermudah proses di Bandara Soekarno-Hatta, semua kotak-kotak tersebut kami tujukan kepada OTO-Bapenas Jakarta. Selanjutnya, kami akan membawa langsung ke daerah masing-masing. Ternyata, rencana kami berbeda dengan kenyataannya. Sampai saat ini, buku-buku tersebut belum kami terima -karena kami harus menyediakan uang Rp 1,3 juta untuk mengeluarkan buku-buku itu dari Bandara Soekarno-Hatta. Atas persoalan itu, kami bertanya kepada pihak yang berwewenang. Untuk apa uang sebesar itu? Mengapa begitu banyak prosedur yang harus dilalui di bandara sehingga menghambat pelaksanaan atau penerapan hasil training di rumah sakit masing-masing, yang akan dievaluasi beberapa bulan mendatang. Sebab, tanpa buku-buku itu, tidak dapat dilaksanakan action plan. Sementara itu, pemerintah RI sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pelaksanaan Overseas Training tersebut. Semestinya, hambatan seperti itu tak perlu terjadi. DRA. CHASIANA SANDURI DRS. A. HAMID THERESIA IRAWATI, B.Sc. a.n. Peserta Overseas Training Jalan Sudirman Km 3 Palembang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini