Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kian hari, teknik pemasaran produk makin nyeleneh saja. Pekan lalu, kita dikejutkan oleh pengiriman seratus peti mati ke sejumlah media dan tokoh periklanan. “Teror” itu ternyata bentuk promosi sebuah buku pemasaran. Tak urung, Sumardy, si penggagas ide, harus diperiksa polisi.
Tapi mengejutkan publik dengan teknik pemasaran ajaib bukan monopoli Sumardy. Di berbagai belahan dunia, ada saja perusahaan yang tergoda memakai teknik berpromosi yang menyimpang dari pakem normal. Berikut ini beberapa di antaranya.
The Sopranos
Pada pertengahan 2008, saluran televisi digital HBO mempromosikan sinetron terbarunya, The Sopranos, dengan cara unik. HBO menyewa sebuah taksi biasa yang lalu berputar-putar di New York dengan tangan manusia menggelantung di bagasinya. Teknik pemasaran ini sukses besar. Semua orang membicarakannya dan tak sabar menonton The Sopranos.
Desigual
TOKO pakaian Desigual di Spanyol menghebohkan publik pada September 2010. Desigual membagikan dua potong pakaian gratis kepada pengunjung, asalkan mereka datang hanya berpakaian dalam. Ratusan orang berbondong-bondong datang dan antre untuk masuk toko. Cuaca dingin yang menusuk tulang tak menyurutkan langkah warga Spanyol memburu barang gratisan.
Sony Bravia
Ketika meluncurkan produk televisi terbarunya ini, Sony menggunakan jasa Fallon, agen pemasaran yang berbasis di London. Untuk menarik perhatian publik, mereka menghujani Kota San Francisco yang berbukit dengan 250 ribu bola plastik warna-warni. Ada yang ditembakkan dari bawah, berlompatan di atap rumah dan jalanan. Seusai acara peluncuran yang sukses, Sony perlu waktu enam hari untuk mengumpulkan kembali balon-balon itu dari seantero kota.
Aqua Teen Hunger Force
Pada akhir Januari 2007, stasiun televisi Turner Broadcasting System bermaksud mempromosikan serial kartun terbarunya yang berjudul Aqua Teen Hunger Force. Untuk menarik perhatian publik, stasiun televisi ini memasang ratusan plakat bergambar kartun yang bisa menyala di sepuluh kota di Amerika.
Sayangnya, upaya pemasaran ini malah menakutkan orang. Di Boston, publik mengira plakat-plakat bertenaga baterai itu bom. Apalagi sebagian dipasang di tempat penting, seperti jembatan, pertokoan, dan pusat keramaian lain. Hampir seantero Kota Boston lumpuh karena polisi melancarkan operasi masif untuk mencari dan menjinakkan “bom-bom” itu. Dua seniman yang punya gagasan promosi ini, Peter Berdovsky dan Sean Stevens, ditangkap polisi dengan tuduhan menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo