ADANYA di Lombok belum lama. Belum sampai setahun. Dan alat
angkutan umum jenis baru ini memang cuma ada di Lombok. Cidomo
namanya. Terdengar aneh juga. Merupakan singkatan dari cikar,
dokar dan motor. Tentu saja wujudnya pun aneh. Yakni merupakan
perpaduan ketiga alat angkutan tersebut. Berbadan cikar: panjang
tapi rendah. Pakai kap kaya dokar. Sedang rodanya, dua butir
terdiri dari ban motor. Ini tentunya kreasi khas orang Lombok.
Dan yang khas Lomboknya pula, itu kendaraan yang munculnya
setelah bemo nongol di Lombok ialah selain buat mengangkut
barang juga penumpang. Dengan kesempatan bergerak terbatas. Di
kota atau di desa-desa. Tak salah lagi, dokar pun harus lebih
menyisih. Setelah mereka hanya boleh merayap-rayap di pinggiran
kota, begitu bemo-bemo unjuk hidung di Lombok. Dan meskipun sang
bemo mestinya cuma boleh berputar-putar di kota toh sering
menyelusup ke desa-desa. Percekcokan pun tak terhindarkan. Sebab
tentunya para dokarwan setidak-tidaknya makin kurang ruang gerak
buat pencarian nafkahnya. Dan begitu cidomo muncul, nasib dokar
pun ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Apalagi
perbedaan lainnya harus ditanggung dokar, yakni cuma boleh
mengangkut 3 orang penumpang. Sedang cidomo, selain bisa
mengangkut barang, juga penumpang. Bisa lebih dari 8 orang, tak
termasuk kusirnya. Asal mau berdesak-desakan. Lagipula cidomo
lebih laku. Sebab larinya bisa lebih cepat dan jarak tempuhnya
lebih jauh.
"Sekarang paling tinggi cuma dapat Rp 500 sehari", tutur seorang
dokarwan. Itu pendapatan kotor karena belum dihitung pengeluaran
buat makanan kuda. "Sebelum cidomo muncul penghasilan kami
sedikitnya Rp 1000 kotor. Ini hasil beroperasl dari pagi hingga
jauh petang hari". Maka tak aneh bila banyak dokar cuma
nongkrong mengharap penumpang yang tak muncul-muncul di
mulut-mulut jalan pinggiran kota seputar Mataram, Cakranegara
dan Ampenan. Akibatnya banting stirpun terpaksa mereka lakukan.
Dan 3 buah perusahaan pembikinan dokar di Lombok Barat
akhir-akhir ini sudah dilanda patah semangat tak menghasilkan
dokar lagi. Sementara cidomowan bisa mengeruk duit Rp 1000
rata-rata sehari. Dan kalau musim hari raya dan pemberangkatan
haji sampai Rp 2000.
Tapi itu cidomo memang memperlihatkan gelagat yang
menggembirakan. Karena jadi pilihan para turis berkantong tipis
mendatangi obyek-obyek pariwisata yang lumayan banyak di Lombok
Barat. Dan kereta berkuda ini juga cepat menanjak jadi kegemaran
penduduk. Apalagi kendaraan model ini cuma ada di Lombok saja.
Jadi, boleh bangga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini