Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Cidomo namanya

Di lombok muncul kendaraan angkutan umum: cidomo, singkatan dari cikar, dokar dan motor. kendaraan ini menggusur dokar, karena bisa memuat 8 penumpang dan barang. mampu menyelusup ke desa-desa. (ils)

31 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADANYA di Lombok belum lama. Belum sampai setahun. Dan alat angkutan umum jenis baru ini memang cuma ada di Lombok. Cidomo namanya. Terdengar aneh juga. Merupakan singkatan dari cikar, dokar dan motor. Tentu saja wujudnya pun aneh. Yakni merupakan perpaduan ketiga alat angkutan tersebut. Berbadan cikar: panjang tapi rendah. Pakai kap kaya dokar. Sedang rodanya, dua butir terdiri dari ban motor. Ini tentunya kreasi khas orang Lombok. Dan yang khas Lomboknya pula, itu kendaraan yang munculnya setelah bemo nongol di Lombok ialah selain buat mengangkut barang juga penumpang. Dengan kesempatan bergerak terbatas. Di kota atau di desa-desa. Tak salah lagi, dokar pun harus lebih menyisih. Setelah mereka hanya boleh merayap-rayap di pinggiran kota, begitu bemo-bemo unjuk hidung di Lombok. Dan meskipun sang bemo mestinya cuma boleh berputar-putar di kota toh sering menyelusup ke desa-desa. Percekcokan pun tak terhindarkan. Sebab tentunya para dokarwan setidak-tidaknya makin kurang ruang gerak buat pencarian nafkahnya. Dan begitu cidomo muncul, nasib dokar pun ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Apalagi perbedaan lainnya harus ditanggung dokar, yakni cuma boleh mengangkut 3 orang penumpang. Sedang cidomo, selain bisa mengangkut barang, juga penumpang. Bisa lebih dari 8 orang, tak termasuk kusirnya. Asal mau berdesak-desakan. Lagipula cidomo lebih laku. Sebab larinya bisa lebih cepat dan jarak tempuhnya lebih jauh. "Sekarang paling tinggi cuma dapat Rp 500 sehari", tutur seorang dokarwan. Itu pendapatan kotor karena belum dihitung pengeluaran buat makanan kuda. "Sebelum cidomo muncul penghasilan kami sedikitnya Rp 1000 kotor. Ini hasil beroperasl dari pagi hingga jauh petang hari". Maka tak aneh bila banyak dokar cuma nongkrong mengharap penumpang yang tak muncul-muncul di mulut-mulut jalan pinggiran kota seputar Mataram, Cakranegara dan Ampenan. Akibatnya banting stirpun terpaksa mereka lakukan. Dan 3 buah perusahaan pembikinan dokar di Lombok Barat akhir-akhir ini sudah dilanda patah semangat tak menghasilkan dokar lagi. Sementara cidomowan bisa mengeruk duit Rp 1000 rata-rata sehari. Dan kalau musim hari raya dan pemberangkatan haji sampai Rp 2000. Tapi itu cidomo memang memperlihatkan gelagat yang menggembirakan. Karena jadi pilihan para turis berkantong tipis mendatangi obyek-obyek pariwisata yang lumayan banyak di Lombok Barat. Dan kereta berkuda ini juga cepat menanjak jadi kegemaran penduduk. Apalagi kendaraan model ini cuma ada di Lombok saja. Jadi, boleh bangga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus