Dibagikan kepada relasi

UMUR setiap TEMPO belum tentu berakhir seminggu. Suatu ketika kelak ia bisa jadi sumber informasi yang berguna. Siapa yang suka membundel majalah ini tentu setuju. Kini ada kabar baik bagi mereka. Kami sudah merampungkan sebuah buku, nyaris setebal buku telepon DKI Jakarta: buku Indeks Artikel Majalah TEMPO, 1984-1985. Buku ini tidak enak dibaca, tetapi perlu. Ia akan kami bagikan cuma-cuma. Untuk perpustakaan, terutama yang sudah menjalin kerja sama dengan perpustakaan kami, tak lama lagi buku ini akan kami kirim. Untuk para pembaca, tak semua otomatis akan dapat gratis. Jumlah Indeks Artikel Majalah TEMPO terbatas. Staf promosi kami sedang memikirkan kriteria, siapa di antara Anda yang "layak" mendapat buku ini. Dengan buku ini, orang bisa menemukan kembali informasi secara cepat, sepanjang informasi itu termuat di TEMPO tahun 1984-1985. Dr. Sulistyo Basuki, seorang ahli dalam bidang Library and Information Science yang kami minta untuk menyunting indeks ini bersama Nico J. Tampi, telah menyusunnya sedemikian rupa sehingga indeks ini sepenuhnya menggunakan istilah dalam bahasa Indonesia. Pendekatannya pun melalui banyak cara: bisa nama tokoh, nama tempat atau subyek. Kenapa dimulai dengan indeks 1984-1985? Ini masalah pertimbangan praktis. Di perpustakaan kami, komputerisasi dimulai menyeluruh sejak 1984 itu. Sebelumnya untuk mencari informasi yang cepat-tepat akurat, kami menggunakan kartu katalog. Nah, karena permintaan dari banyak pihak -- antara lain lewat surat -- kami harus segera menerbitkan buku indeks itu. Karena itulah kami mulai tahun 1984: tinggal mengeluarkan dari komputer dan mencetaknya, lalu disempurnakan sana-sini. Bagian Riset dan Dokumentasi TEMPO yang dipimpin Nico J. Tampi kini sedang menyiapkan indeks serupa untuk tahun 1986, 1987, dan 1988. Menurut jadwal, indeks ini harus rampung tahun ini juga. Setelah ini rampung, baru kami mengerjakan indeks dari 1971 -- tahun lahirnya TEMPO -- sampai 1983. Bagi TEMPO, kesiapsiagaan perpustakaan secara cepat dan lengkap adalah vital, agar tulisan kami dapat memberi pembaca gambaran yang lengkap tentang suatu peristiwa. Ada 36 orang yang terlibat dalam kerja di sini, termasuk di seksi dokumentasi foto. Buat menjaga agar kerja bagian ini efektif dan efisien, bukan saja komputer yang diperlukan, tapi juga statistik setiap bulan. Dengan itu, dilihat sejauh mana permintaan informasi dari Redaksi dapat atau tak dapat dilayani. Dalam niat untuk meningkatkan mutu pelayanannya, kami secara teratur mengirim anggota tim perpustakaan ke berbagai kursus penyegaran dan juga orientasi. Tahun lalu, misalnya, Nico meninjau 16 perpustakaan di berbagai kota di AS (New York, Honolulu, Washington DC) dan perpustakaan pers di beberapa negara tetangga: Singapura, Malaysia, dan Hong Kong. "Dibandingkan dengan perpustakaan majalah dan surat kabar di negeri tetangga, perpustakaan TEMPO lebih maju," kata Nico. Dengan perpustakaan majalah di AS "Sistemnya sama," kata Nico lagi, yang meninjau Time dan Newsweek. Dalam komputerisasi di perpustakaan foto TEMPO termasuk berada di depan. Tapi di AS jaringan informasi antarperpustakaan, arsip dan bank data, jauh lebih luas. Semua bisa dihubungkan dengan komputer via telepon.