Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Duta Besar

24 Juni 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAU ada orang yang merasa gemetar ketika dipercaya menjadi duta besar, Sulaeman Abdul Manan-lah orangnya. ?Secara pribadi, saya gembira karena inilah puncak karir saya. Di sisi lain, saya merasa gemetar dan berpikiran sanggupkah menjalani tugas ini,? tuturnya. Mantan Direktur Penerangan Departemen Luar Negeri ini, Senin, 18 Juni lalu, di Istana Negara, dilantik Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Belgia. Sulaeman, 59 tahun, dilantik bersama empat duta besar lainnya. Rahardjo Jamtomo, mantan Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri, menjadi dubes Republik Federal Jerman. M. Indro Yudono, mantan staf ahli Menteri Luar Negeri, untuk Konfederasi Swiss. Remy Romauli Siahaan dilantik sebagai dubes Ukraina, Georgia, dan Armenia. Sedangkan Mansjur Maddolangeng, yang pernah bertugas di Kedutaan Besar RI di Berlin, kini dubes untuk Banglades. Pelantikan ini dihadiri Presiden Abdurrahman Wahid, Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, dan menteri lainnya. Bagi Sulaeman, jabatan sebagai dubes untuk Belgia merupakan kepercayaan dan amanat pemerintah yang harus dijalani sebaik-baiknya. Ia akan menjalankan tugasnya akhir Juli mendatang, bersamaan dengan turunnya surat kepercayaan dari pemerintah Belgia. Menurut alumni Jurusan Hubungan Inter-nasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada ini, Belgia merupakan salah satu negara pontensial yang harus dikembangkan hubungan diplomatiknya. Untuk itulah Sulaeman, yang pernah mencicipi profesi wartawan sebagai redaktur bahasa Inggris di Kantor Berita Antara pada 1970-1974, berniat memberikan penjelasan tentang kondisi Indonesia secara keseluruhan kepada masyarakat setempat?tidak hanya dari pemberitaan pers semata. Sulaeman mengatakan, potensi hubungan Indonesia dan Belgia, yang sudah terjalin sejak 1951, akan ia kembangkan dari sektor pariwisata dan seni budaya. ?Belgia merupakan negara yang sedikit penduduknya dan ter- masuk pemberi bantuan ekonomi ke Indo-nesia melalui jalur CGI yang terikat dengan ketentuan Uni Eropa, meski dari sisi ekonomi jumlah bantuan Belgia untuk Indonesia kecil,? ujar ayah dua anak ini. Dalam tugasnya nanti, lelaki kelahiran Pemantangsiantar ini juga bersiap mendekati lembaga swadaya masyarakat di Belgia. Hadriani Pudjiarti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus